Wednesday, 5 February 2014

DIMULIAKANNYA MAKAM ABU LU'LUAH AL-MAJUSI DI IRAN

Pada setiap tahun, Syi’ah merayakan terbunuhnya Khalifah Umar bin al-Khaththab Radhiallahu ‘Anhu, dan mereka menganggapnya sebagai hari raya, yang kegembiraan dan kebahagiaan merasuk dalam hati mereka. Hari raya tersebut mereka sebut dengan Idul Ghufran, dan itu bertepatan dengan tanggal 9 Rabi’il Awwal. Mereka mengeklaimnya bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mengangkat dari mereka perhitungan amal pada hari itu.

Kita tidak mengenal satu bangsa yang bergembira dengan syahidnya khalifah kedua yang mulia Umar bin al-Khaththab Radhiallahu ‘Anhu kecuali Bangsa Persia (al-Majusi) dan bangsa Yahudi. Khalifah Umar bin al-Khaththab Radhiallahu ‘Anhu dibunuh oleh seorang Zindiq, Abu Lu'luah si Majusi, mudah-mudahan laknat Allah tertimpa atasnya. Dulunya dia bernama Fairuz, dan dipanggil dengan Abu Abu Lu'luah, sebagai penisbatan kepada putrinya. Dia adalah orang kafir berdasarkan kesepakatan ahlul Islam. Dia adalah seorang Majusi penyembah api. Dia telah membunuh Umar karena kebenciannya terhadap Islam dan para pemeluknya, juga karena kecintaannya kepada orang-orang Majusi, dan sebagai bentuk dendam untuk Bangsa Persia, negeri mereka, yang telah ditaklukkan oleh Umar Radhiallahu ‘Anhu, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Taimiyah Rahimahullah dalam Minhajus Sunnah (6/370)).

Ibnu ‘Asakir meriwayatkan dalam Tarikh Damaskus (44/441) dari jalur Thariq ‘Ubaidillah bin Umar dari Nafi’ dari Ibnu ‘Umar, dia berkata, ‘Tatkala Umar ditikam… dia memanggil Abdullah bin ‘Abbas… maka Ibnu ‘Abbas berkata, ‘Wahai Amirul mukminin, tidaklah aku mendatangi sekumpulan kaum muslimin, kecuali mereka semua menangis, seakan-akan mereka kehilangan anak-anak mereka pada hari ini.’ Umar berkata, ‘Siapakah yang membunuhku?’ Dia menjawab, ‘Abu Lu`lu`ah, si Majusi, budak al-Mughirah bin Syu’bah.’ Dia berkata, ‘Maka kamipun melihat kegembiraan di wajahnya, seraya berkata,

الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ لَمْ يَقْتُلْنِيْ رَجُلٌ يُحَاجِنِيْ بِلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

‘Alhamdulillah, saya tidak dibunuh  oleh seorang laki-laki yang berhujjah melawanku dengan kalimat laa ilaaha illallaah pada hari kiamat.”

Sementara orang yang berselancar di situs-situs  Syi’ah, dia (dan setiap muslim) akan terkejut dengan apa yang akan dia baca. Penjahat Pelaku teror ini ternyata dikenalkan oleh kaum syi’ah sebagai berikut:

Siapakah dia Abu Lu`lu`ah?

Abu Abu Lu'luah adalah orang yang mendapatkan kemuliaan dengan membunuh makhluk Allah yang paling keji dari makhluk pertama hingga terakhir.

Pemuliaan Iran terhadapnya:

Disebutkan bahwa Iran, mulai melakukan pekerjaan restorasi atas tempat ziarah yang mereka sebut dengan Marqad Baba Syuja’uddin (Tempat Peristirahatan Baba Syuja’uddin) pada tahun 2003 M, dan menganggap tempat ziarah tersebut adalah tempat ziarah bersejarah yang wajib dilestarikan. Dan menamakan jalan Marqad tersebut yang ada di sana dengan namanya; Jalan al-Fairuziy. Mereka membaca keutamaan-keutamaan orang zindiq tersebut. Mereka menyebutnya dengan Hadharat Baba Syuja’uddin. Mereka juga berkata kepada manusia, ‘Ziarahilah dia, dengan menziarahinya, seluruh dosa kalian akan diampuni.’

Sebagian situs Syi’ah menyebutkan bahwa siapa yang menziarahi kuburannya yang mulia, pastilah dia akan melihat bahwa sebagian ulama kami yang ahli berijtihad dikuburkan di sisinya. Mereka telah mewasiatkan yang demikian sebelum kematian mereka agar mereka mendapatkan syafaat orang zindiq tadi di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Di antara do’a-do’a mereka:

الَّلهُمَّ ارْضَ عَنْ أَبِيْ لُؤْلُؤَةَ وَاحْشُرْنِيْ مَعَهُ

“Ya Allah, ridhailah Abu Abu Lu'luah, dan kumpulkanlah aku bersamanya.”
Demikianlah, setiap orang yang berziarah ke kuburan orang jahat kafir ini –mudah-mudahan laknat Allah menimpanya karena pengkhianatan dan pembunuhannya terhadap Khalifah Umar Radhiallahu ‘Anhu di pagi hari saat mengimamai manusia shalat subuh– berdo’a.


Bahkan para pengelola makam tersebut berbuat lebih dari itu. Mereka memasang papan bertuliskan pengkafiran dan laknat kepada Abu Bakar, Umar, Utsman sebagaimana Anda lihat di gambar.


Termasuk perkara yang harus dilakukan oleh setiap peziarah adalah melaknat orang-orang terbaik tersebut dan berlepas diri dari mereka. Maka selamat kepada para pelopor dan penyeru persatuan dan kerukunan Sunnah- syiah! Inilah makam yang menggambarkan penghinaan besar terhadap agama Allah, juga terhadap orang-orang yang telah memberikan harta, anak-anak dan darah mereka dengan murah demi menolong agama Allah, hingga sampailah Islam dengan keutamaan Umar bin al-Khaththab dan sahabat lain ke negeriPersia, dan kemudian menjadikan mereka kaum muslimin setelah sebelumnya mereka adalah para penyembah api. Kemudian sebagian mereka membalas keutamaan ini dengan pengkafiran dan pelaknatan, serta bara` (berlepas diri) mereka. Maka segala puji bagi Allah yang menyelamatkan kita dari bala` yang menimpa mereka.

Terakhir, kami persembahkan kepada para pembaca Qiblati yang mulia, sebuah berita mengagetkan sebagai berikut:

Bahwasannya Abu Abu Lu'luah ketika membunuh Umar bin al-Khaththab Radhiallahu ‘Anhu, manusia mengepungnya untuk menangkap. Ketika dia merasa bahwa mereka akan menguasainya, dia pun menusuk dirinya sendiri dan mati bunuh diri, mudah-mudahan laknat Allah dan seluruh manusia menimpannya hingga hari kiamat. Sementara kuburan yang ada pada mereka di kota Kasyan, hanyalah kuburan ilusi saja, itu hanya sekedar symbol. Akan tetapi hati mereka telah tergantung dengan kuburannya, sebagaimana mereka tergantung dengan kuburan-kuburan, dan makam-makam khayalan lainnya, seperti kuburan ‘Ali Radhiallahu ‘Anhu, dan kuburan al-Husain Radhiallahu ‘Anhu, dan makam-makam palsu lainnya.

Setelah penjelasan ini, kita katakan bahwa tetap adanya kuburan tersebut adalah bukti nyata bahwa itu adalah bentuk pemuliaan yang agung dari Syi’ah terhadap pembunuh Amirul Mukminin, Khalifah Umar Radhiallahu ‘Anhu. Karena ini merupakan sebuah bentuk provokasi terhadap perasaan kita, kaum muslimin, maka sesungguhnya kami menuntut kepada Republik Iran untuk menghancurkan kuburan tersebut. Terutama kepada Penasihat Tinggi Iran yang telah memfatwakan haramnya menjelek-jelekkan simbol ahlussunnah. Sebagaimana kami menuntut kepada orang-orang yang bertanggung jawab, dan para pengajak kepada pendekatan syi’ah – sunnah di setiap negeri Islam untuk mengadopsi kasus ini, serta menindaklanjuti dan berusaha untuk mengatasinya.

Terakhir, Kami berdo’a agar setiap orang yang menziarahi kubur tersebut mendapatkan hidayah. Jika tidak, maka nantinya tempat mereka dan tempat tinggal akhir mereka adalah di sisi tempat tidur Abu Lu`lu`ah di Jahannam. Padahal kami berikan peringatan bahwa tidak ada seorang pun yang mampu tidur di dalam Jahannam.

Kami hadiahkan pembahasan ini kepada penduduk Indonesia yang baik-baik, juga kepada para ulama kami yang mulia, serta kepada para penanggung jawab yang ikhlas, agar mereka lebih banyak tahu akan hakikat kaum tersebut. 
Ya Allah, sesungguhnya kami telah menyampaikan, ya Allah, saksikanlah…!
Ya Allah, sesungguhnya kami telah menyampaikannya, ya Allah, saksikanlan…!
Ya Allah, sesungguhnya kami telah menyampaikannya, ya Allah, saksikanlan…!

Penulis: Mamduh Farhan al-Buhairi 
Dipublikasikan ulang dari Qiblati.com