Saturday 22 February 2014

CARA MENGATASI BEBAN KEHIDUPAN



Beban dalam kehidupan memiliki berbagai macam, misalnya anak yang memiliki beban pada orang tuanya atau orang tuanyalah yang menjadi beban bagi sang anak akan tetapi situasi menuntutnya untuk memikul beban itu, ada yang menjadikannya suatu hal yang memberatkan, ada yang menjadikannya suatu hal yang biasa saja, dan ada pula yang menjadikannya suatu hal yang menyenangkan.

Setiap orang memiliki beban dalam kehidupan, entah muda atau tua, kaya atau serba kekurangan, rupawan atau sebaliknya, terpandang atau terkucilkan, dan lain sebagainya. Dan setiap orang itu berbeda pula menyikapi beban kehidupan ini. Bukan berarti si kaya akan selalu senang dan yang serba kekurangan selalu merana dan sedih.

Dalam menjalani kehidupan tergantung setiap orang menyikapinya. Hanya satu kuncinya “Ikhlas” dan kesukarelaan, ketulusan hati, atau minimal jangan melakukan sesuatu yang tidak berguna yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

Terkadang dalam benak kita terlintas, kenapa orang yang kehidupannya serba kekurangan akan tetapi selalu bergembira dan senang ketika berkumpul bersama sanak saudaranya didalam rumah yang kumuh, tidak layak huni, dan kotor. Mungkin saja karena mereka tidak menjadikan beban kehidupan mereka menjadi suatu masalah berat akan tetapi suatu kewajiban bagi dirinya dan orang-orang yang dia sayangi, dan mereka tidak menjadikannya suatu keharusan.

Jangan lantas kita memiliki beban kehidupan lalu kita putus asa, menyerah, berbuat keji hingga merugikan diri sendiri dan orang lain yang justru akan menambah masalah, atau mengakhiri nyawa sendiri.  Perhatikanlah kucing kelaparan hingga hanya terlihat tulangnya saja apakah kucing itu bunuh diri?. Bila manusia melakukan perbuatan tercela yang dia pikir dapat mengakhiri beban kehidupannya, berarti dia jauh lebih hina dari binatang, dan dia sangat lemah dan dibenci oleh Tuhan!

Kita kembalikan pada Sang Khalik, Dia memberikan beban dalam kehidupan kita karena Dia Tahu bahwa kita mampu mengatasinya, hanya makhluk tak bernyawa yang tidak memiliki tanggung jawab dan beban kehidupan kecuali dia memiliki beban dalam kehidupan lain.

Ketika kita sedang memikul suatu beban kehidupan, biasanya orang lain akan mencemooh kita. Ketika kita mendengar cemoohan mereka jangan lantas kita maki-maki mereka, kumpulkanlah segala emosi kita untuk menjalani beban kehidupan ini, dan juga bukan berarti kita tidak perlu mendengarkan mereka.

Ikhlas dan tuluslah dalam menjalani kehidupan ini, demi diri kita, orang-orang yang kita sayangi, atau bahkan jauh lebih mulia jika kita lakukan demi Tuhan :) yang menyampaikan tidak lebih baik dari pembaca blog ini, semoga bermanfaat :)

No comments: