Saturday, 8 February 2014

KEJAHATAN & KEZHALIMAN SYIAH DALAM SEJARAH


Sejarah adalah sunnatullah yang sering berulang. Belajar dari perjalanan sejarah manusia termasuk hal yang di anjurkan oleh Islam. Syi'ah dalam sejarah sering berbuat kebathilan dan kezhaliman yang tidak terampunkan. Sejarah mereka kelam dan gelap, penuh noda dan pengkhianatan. Lalu ada yang berkata: "Itukan Syi'ah yang dulu, sekarang sudah berubah". Untuk menjawabnya, mari kita lihat sebagian rentetan perilaku kaum tersebut.

A. Orang-orang Syi'ah terutama di Iran menjadikan hari gugurnya Khalifah Umar bin Khatthab ra. sebagai Idul Akbar (Hari Raya Besar), hari kebanggaan dan kemuliaan serta hari yang penuh berkah. Sedang pembunuhnya Abu Lu'lu'ah al-Majusi di anugerahi gelar kehormatan sebagai "Pahlawan sejati" [1]

Dilakukannya hal itu terhadap Khalifah yang mulia, sebab dijaman Khalifah Umar-lah Persia (Iran) ditaklukan oleh kaum Muslimin, jadi ada dendam sejarah.

B. Pada masa musim haji tahun 317 H tanggal 8 Dzulhijjah terjadi kerusuhan di Masjidil Haram yang didalangi oleh orang-orang Syi'ah Qaramithah. Mereka mengambil kiswah (kelambu ka'bah), melepas pintu Ka'bah dan meletakkannya sebagai penutup sumur zam-zam, serta membawa HAjar Aswad ke negeri mereka di Timur Jazirah Arabia untuk membuat Ka'bah tandingan. Qaramithah juga membunuh ribuan jama'ah Haji ketika itu.

Sesudah 22 tahun di Bahrain & Kufah, barulah di tahun 329 H, melalui perjuangan yang tidak ringan, Hajar Aswad dapat dikembalikan lagi ke Ka'bah di Mekkah [2]

C. Baghdad sebagai pusat pemerintahan Dinasti Abasyah dari kalangan Ahlul Bait, pada tahun 650 H mendapat rongrongan dari gerakan bawah tanah Syi'ah. Ada dua kader Syi'ah yang membuat rencana keji yang akibatnya runtuhnya Khilafah Islamiyah tersebut, yaitu Ibnul 'Alqami berhasil mendapatkan dan Nashiruddin Ath-Thusi.

Dengan Taqiyyahnya serta kepandaiannya mencari muka, Ibnul 'Alqami berhasil mendapatkan kepercayaan Khalifah al-Mu'tashim Billah dan diangkat menjadi Perdana Menteri. Sedang Nashiruddin Ath-Thusi bertugas sebagai penasihat Hulako Khan, pemimpin tentara Tartar yang ganar itu, Ibnu Khaldun berkata: "Ibnul 'Alqami telah memperkecil dana untuk tentara, maka lemahlah pertahanan pemerintahan Daulah Abbasiyah. Sehingga Khulako Khan menyerbu Baghdad di bulan Dzulhijjah 655 H, tidanggal sedikit tentara yang mmapu bertahan. [3]

Ditempat lain Ibnu Khaldun dan Syaikh Tajuddin as-Subki menulis: "Rasa dendam Ibnul 'Alqami tidak pernah reda, ia sering membawa Khalifah al-Mu'tashim Billah dan para tokoh. Muslimin bertemu dengan Hulako Khan dengan berbagai janji yang menarik. Tapi semua itu hanyalah perangkap yang dipersiapkanoleh Ibnul 'Alqami Nashiruddin Ath-Thusi. Dan pada waktunya tiba, para tokoh Muslimin itu dibantai dengan cara yang kejim, sedang Khalifah dipukuli hingga gugur" [4]

D. Pada hari Jum'at 6 Dzulhijjah 1407 H / 31 Juli 1987 M, kaum Syi'ah yang digerakan oleh pemerintah Syi'ah Iran melakukan demonstrasi besar-besarab di Masjidil Haram yang mengakibatkan jatuhnya ratusan korban. Peristiwa ini mengingatkan kita kepada ulah mereka sebelumnya, Qaramithah yang menjarah Ka'bah juga.

Syi'ah pasca ravolusi Syi'ah Iran, tidak lebih kecil bahayanya dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya. Bahkan, sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Sa'id Hawwa, bahwa revolusi Khomaini menguras banyak potensi dan kekayaan umat. Hal itu dapat menjadi penghambat kebangkitan kaum Muslimin di abad kelima belas Hijriyah ini [5]

Sementara kaum Muslimin di Iran yang berjumlah 30% hidup dalam keadaan tidak aman, tidak tenang, dan tidak bebas. Aktivitas mereka dibatasi, kegiatan mereka diawasi [6]. Begitu keadaan rezim Syi'ah sekarang yang sering menggembar-bemborkan persatuan itu.

E. Di Afghanistan kaum Syi'ah tidak lebih dari 10%, demikian menurut sensus. Mereka terbagi menjadi dua kelompok: kelompok moderat dibawah pimpinan Syeikh Ayatullah Ashaif al-Muhsinin, mereka itu mengusir kekuatan komunis dan mendepak Najibullah dari Kabul. Sedang kelompok kedua dibawah pimpinan Syeikh Ayatullah at-Taqaddusi, mereka ini didukung oleh Teheran dan membagi diri menjadi 9 kelompok, dengan harapan agar dunia menganggap mereka itu banyak.

Iran menginginkan supaya Afghanistan menjadi republik Syi'ah kedua sesudah Iran. Itulah sebabnya, beberapa waktu lalu kita mendengar terjadinya baku hantam antara kaum Muslimin dengan Syi'ah di Afghanistan.

Dengan sangat angkuhnya kaum Syi'ah tidak malu-malu menuntut 3%kursi di Majlis Syura. Tentu Mujahidin tidak akan rela memenuhi permintaan yang tidak normal itu. Bahkan Hikmatyar dan Muhammad Yasir balik meminta agar Iran memberikan 30% kursi kepada kaum Muslimin disana.

Syi'ah juga pernah menjadi kendala besar dalam perjuangan pahlawan Muslim diperang Salib Shalahuddin al-Ayyubi. Ketika  mereka memilii kekuasaan di Daulah Fathimiyah, sangat banyak kemunkaran yang dilakukan.Syeikh al-Jabal, sang koordinator pecandu narkotika yang bermarkas digunung juga penganut Syi'ah yang sangat fanatik

Syi'ah Nushairiyah di Syria membantai sekian banyak putera-puteri pilihan dari Jama'ah al-Ikhwan al-Muslimin. Di Pakistan, ketika pemerintahan Islam menetapkan pengumpulan zakat, kaum Syi'ah menjawab,  bahwa harta mereka hanya halal untuk kaum Syi'ah saja.

//---//---//---//---//---//---//---//---//---//---//---//---//---//

[1] Sayyid Muhibbuddin al-Khathib, al-khuthuth al-'Aridhah, hal 21
[2] Dr. Abd Mun'im Namr, al-Mu'amarah 'alal Ka'bah, hal 85
[3] Ibnu Khaldun, Muqaddimah
[4] Abu Arqam al-Anshari, Iran-Israel and Shiaism-Judaism Reletionship, hal 25-30
[5] Syaikh Sa'id Hawwa, al-Khumainiyah syudhuzudz fil aqaid wa syudzudz fil mawaqif
[6] Madza yajri liahlis sunnah di Iran

No comments: