Thursday, 6 February 2014

SEJARAH PERKEMBANGAN PEMIKIRAN ISLAM SECARA UMUM

Dalam kurun waktu sekitar 10 tahun pertama dakwah Islam oleh Rasulullah saw, dilaporkan hanya sekitar 100 orang yang masuk Islam. Setelah hijrah dan terbentukanya negara Madinah, maka pada 10 tahun kedua dakwah Islam menghasilkan prestasi luar biasa, hampir semua Jazirah Arab masuk Islam. Masa Khulafa al-Rasyidin yang ke 30 tahun setelah wafatnya Rasul juga menunjukan perkembangan Islam yang teramat pesat. sudah meliputi Mesir, Jerussalem (Palestina), dan Persia (Iran), sehingga praktis Timur Tengah telah dalam naungan Islam. Masa 50 tahun pertama Islam inilah yang disebut sebagai masa awal Islam yang spektakuler. Mengapa? Karena Islam memiliki acuan Islam yang amat terpercaya dikala ada problematika sosial, yakni Rasulullah saw dan sahabat terdekat beliau, Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali. Periode ini berada sampai pada tahun 660 M.

Setelah periode Khulafa Al-Rayidin, orang Islam masih dibimbing oleh para sahabat Nabi (orang yang menyaksikan Rasulullah saw hidup) sampai sekitar 100 tahun kemudian. Pada Daulah Muawiyyah dan sebagian Abbasiyah itu para sultan sering konsultasi. pada para sahabat yang masih hidup untuk hal-hal pelik yang dihadapi, walaupun tentunya tingkat kualitas nasehat sahabat itu atau keputusan yang diambil tidak se Islami seperti jaman sebelumnya. Penyimpangan terhadap ajaran Islam yang baku sudah semakin besar. Dimasa ini telah nampak pertikaian politik sosial, dan filsafat Islam semakin lama semakin menjadi tajam.

Periode Islam berikutnya dimulai sekitar tahun 760 M yang mana praktis sudah tidak ada lagi sahabat Nabi, sehingga pengembangan ajaran Islam umumnya hanya mengacu pakar Islam generasi kedua, yakni para Tabi'in (orang yang hidup di jaman sahabat Nabi), dan kemudian secara bertahap mucullah imam madzhab yang empat sebagai acuan utama. Mulai dengan Imam Abu Hanifah yang wafat tahun 760, Imam Malik yang wafat tahu 795, Imam Syafi'i yang wafat tahun 820, dan Imam Hambali yang wafat tahun 755 M. Disini nampak periode 100 tahun ke dua dari Islam dengan pola referensi yang sudah berbeda. Daulah Abbasiyah dengan khalifah-khalifahnya tidak jarang malah memenjarakan para imam itu sehingga Imam Abu Hanifah sampai wafat dalam penjara. Imam Malik disiksa Gubernur Madinah tapi lalu dibebaskan Sultan Harun Al-Rasyid di Baghdad, dan Imam Hambali dihukum sampai puluhan tahun. Jelas sekali proses acuan Islam sudah nampak semakin rancu, banyak yang mengambil keputusan sendiri, dan khusus para sultan lebih banyak terlilit jaringan kekuasaannya yang amat besar.

Setelah wafatnya para imam madzhab tersebut maka tumbuhlah pengumpul hadits yang ikhlas dan profesional, maka dunia Islam lalu diperkaya oleh literatur hadits oleh pengumpul unggulan, seperti bukhari yang wafat tahun 870 M, Muslim yang wafat tahun 875 M, Ibnu Majah wafat tahun 886 M, Abu Dawud wafat tahun 888, Al-Tirmidzi wafat tahun 892 M, Al-Nasa'i wafat tahun 915 M. Enam tokoh itulah yang di akui sebagai pengumpul hadits terkenal dan terpercaya sampai pada sekarang, periode ini bisa dikategorikan sebagai periode 100 tahun ketiga setelah masa permulaan Islam. Umat umumnya lalu mengacu pada pendapat atau buku yang disusun oleh tokoh pengumpul hadits tersebut di atas. Kita juga tahu betapa banyak pertentangan di antara umat akan ke absahan hadits yang dikumpukan para ahli hadits di atas sehingga kini terkenallah apa yang dinamakan shahih Bukhari-Muslim sebagai acuan paling terpercaya di antara semua hadits yang dibukukan.

Sesudah masa ahli hadits tersebut lalu tumbuhlah masa pemikir Islam secara umum dan pendapatnya sering di jadikan acuan. DI antara mereka bisa disebut Ghazali yang hidupnya sampai tahun 1113 M, lalu Ibnu Thaimiyah sampai tahun 1327 M, Muhammad bin Abdul Wahab yang hidup pada kurun waktu 1703-1792 M, Jamaludin Al-Afghani dari tahun 1837-1897 M, Muhammad Abduh yang dikenang pada awal abad 20 (wafat tahun 1905), Muhammad Iqbal yang hidup sampai tahun 1938 M, dan Hassan Al-Banna dari Mesir dengan gerakan Ikhwanul Musliminnya yang wafat tahun 1949 M. Tokoh-tokoh Islam di atas hidup pada fase-fase akhir kejayaan Islam atau pada masa keruntuhan kekuasaan Islam, termasuk pada masa awal kemerdekaan dibanyak negara didunia.

Diluar tokoh Islam diatas yang lebih banyak dikenal sebagai pemimpin, ahli hukum, dan pemikir Islam, sering pula di kenang banyak idola yang dikenal sebagai intelektual atau cendekiawan muslim. Di antaranya yang sering menjadi buah bibir adalah Jabir Ibnu Hisyam yang hidup sampai tahun 817 M dan dikenal sebagai Gabar ahli kimia, Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi yang dikenal sebagai bapak matematika, penemu angka 0 yang hidup sampai tahun 847 M. Al-Kindi sebagai ahli fisika yang wafat pada tahun 873 M, Al-Razi yang dikenal sabagai Razes yang ahli kedokteran, matematika, dan kimia juga sampai tahu 925 M, Ibnu Sina   atau Avicena sebagai bapak kedokteran modern yang hidup sampai tahun 1037 M, Ibnu Rusyd dikenal sebagai ahli matematika, astronomi, dan kedokteran sampai tahun 1198 M. Mereka itu umumnya memiliki daerah ketenaran sendiri-sendiri dengan keahlian yang masih bersifat keilmuan multi disiplin seperti keahlian ganda akan matematika, astronomi, fisika, kimia, logika, sejarah, filosofi, dan ketabiban. Dari tahun-tahun mereka hidup juga nampak mereka masih berada pada jaman keemasan Islam.