Thursday, 30 January 2014

MUKJIZAT NABI MUHAMMAD (RASULULLAH) SAW


Mukjizat Nabi Muhammad SAW adalah kemampuan luar biasa yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk membuktikan kenabiannya. Dalam Islam, mukjizat terjadi hanya karena ijin Allah SWT, di antara mukjizat Nabi Muhammad SAW adalah Isra dan Mi'raj dalam tidak sampai satu hari. Selain itu, Nabi Muhammad juga pernah membelah bulan pada masa penyebaran Islam, di Mekkah, wahyu Al-Qur'an dan lain-lain.
Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah dikatakan bahwa Rasulullah Bersabda, “Tidak ada seorang pun di antara para nabi kecuali mereka diberi sejumlah mukjizat yang di antaranya manusia beriman kepadanya dan mukjizat yang aku terima adalah wahyu. Allah mewahyukannya kepadaku. Maka aku berharap kiranya menjadi nabi yang paling banyak pengikutnya pada hari kiamat.

1. Mukjizat Nabi Muhammad SAW memberi makan 130 orang dengan seekor biri-biri.

Diriwayatkan dari Abdur Rahman bin Abu Bakar : kami, seratus tiga puluh orang, bersama Nabi Saw yang bertanya apakah kami masing-masing memiliki makanan. Ada seorang lelaki yang memiliki tepung gandum yang dicampur air untuk membuat adonan (roti). Kemudian seorang lelaki musrik bertubuh jangkung dating menggiring biri-birinya. Nabi Saw bertanya kepadanya, “maukah kamu jual biri-birimu kepada kami atau memberikannya sebagai hadiah?” ia berkata, “akan ku jual kepadamu”. Nabi Saw membeli seekor biri-biri dan menyembelihnya, lalu memerintahkan membakar hati dan ususnya. Demi Allah, Nabi Saw memberikannya kepada seratus tig puluh orang (dari biri-biri yang disembelih itu); Nabi Saw member semua orang yang hadir pada waktu itu dan menyimpan bagian orang yang tidak hadir disana. Kemudian Nabi Saw menyimpan daging bir i- biri itu didalam dua baskom besar dan mereka semua makan hingga kenyang, dan bahkan setelah itu masih banyak daging tersisa di dalam baskom. Kemudian kami membawanya di atas unta itu, atau seperti yang ia katakan.



2. Gumpalan awan yang mengiringi Nabi Muhammad SAW
Pendeta Bahira menuturkan bahwa ia melihat tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad. Muhammad saat itu berusia 12 tahun sedang beristirahat di wilayah Bushra dari perjalannya untuk berdagang bersama Abu Thalib ke Syiria. Pendeta Bahira menceritakan bahwa kedatangan Muhammad saat itu diiringi dengan gumpalan awan yang menutupinya dari cahaya matahari. Ia juga sempat berdialog dengan Muhammad dan menyaksikan adanya sebuah "stempel kenabian" (tanda kenabian) di kulit punggungnya (Ibnu Hisyam, Al-Sirah Al-Nabawiyyah, 1: 319 : Ibnu Hisyam dalam bukunya menuturkan bahwa "Stempel Kenabian" adalah tanda yang terdapat pada setiap nabi yang tertulis dalam kitab Pendeta Bahira)

3. Tanah yang  dilalui Nabi Muhammad SAW diperpendek

Tanah yang dilalui oleh unta Muhammad diperpendek jaraknya oleh Jibril, sebelah sisi kanan dijaga oleh Israfil dan sisi kirinya dijaga oleh Mikail kemudian mendung menaunginya.Dalam kitab as-Sab'iyyatun fi Mawadhil Bariyyat. Kejadian ini berlangsung selama perjalanan dari Syiria pulang ke Mekkah, ketika Nabi Muhammad SAW diperintahkan Maysarah membawakan suratnya kepada Khadijah saat perjalanan masih 7 hari dari Mekkah. Namun, Muhammad sudah sampai di rumah Khadijah tidak sampai satu hari. Allah memerintahkan pada malaikat Jibril, Mikail. dan mendung untuk membantu Muhammad. Jibril diperintahkan untuk melipat tanah yang dilalui unta Muhammad dan menjaga sisi kanannya sedangkan Mikail diperintahkan menjaga di sisi kirinya dan mendung diperintahkan menaungi Muhammad. Kauma (2000), hal 90-91. 

4. Air susu Halimah ibu susuan Nabi Muhammad SAW

Halimah binti Abi Dhua'ib, ibu susuan Muhammad dapat menyusui kembali setelah sebelumnya ia dinyatakan telah kering susunya. Halimah dan suaminya pada awalnya menolak Muhammad karena yatim. Namun, karena alasan ia tidak ingin dicemooh Bani Sa'd, ia menerima Muhammad. Selama dengan Halimah, Muhammad hidup nomaden bersama Bani Sa'd di gurun Arab selama empat tahun.

5. Ternak Halimah menjadi gemuk-gemuk

Ternak kambing Halimah menjadi gemuk-gemuk dan susunya pun bertambah. "Halimah kemudian mengambil Muhammad dan dibawanya pergi bersama-sama dengan teman-temannya ke pedalaman. Dia bercerita, bahwa sejak diambilnya anak itu, ia merasa mendapat berkah. Ternak kambingnya gemuk-gemuk dan susunya pun bertambah. Tuhan telah memberkati semua yg ada padanya." Sejarah Hidup Muhammad, karangan Muhammad Husain Haekal, bab III, Muhammad: Dari Kelahiran sampai Perkawinannya, hal 57.

6. Patung Ka'bah yang terjatuh sujud saat kelahiran Nabi Muhammad SAW

Abdul Muthalib, kakek Muhammad menuturkan bahwa berhala yang ada di ka'bah tiba-tiba terjatuh dalam keadaan bersujud saat kelahiran Muhammad. Ia juga menuturkan bahwa ia mendengar dinding Ka'bah berbicara, "Nabi yang dipilih telah lahir, yang akan menghancurkan orang-orang kafir dan membersihkan dariku dari beberapa patung berhala ini, kemudian memerintahkan untuknya kepada Zat Yang Merajai Seluruh Alam Ini."

7. Dibelah dan disucikannya dada Nabi Muhammad SAW

Ketika Muhammad berusia empat tahun, ia pernah dibedah perutnya oleh dua orang berbaju putih yang terakhir diketahui sebagai malaikat Peristiwa itu terjadi di ketika Muhammad sedang bermain dengan anak-anak Bani Sa'd dari suku Badui Setelah kejadian itu, Muhammad dikembalikan oleh Halimah kepada Aminah. Sirah Nabawiyah, memberikan gambaran detai bahwa kedua orang itu, "membelah dadanya, mengambil jantungnya, dan membukanya untuk mengelurkan darah kotor darinya. Lalu mereka mencuci jantung dan dadanya dengan salju." (Ibnu Hisyam, Al-Sirah Al-Nabawiyyah, 1: 302).

8. Ringannya kandungan ibunda Nabi Muhammad SAW

Aminah binti Wahab, ibu Muhammad pada saat mengandung Rasulullah Muhammad SAW tidak pernah merasa lelah seperti wanita pada umumnya

9. Mengeringnya sawah dan danau

Beberapa irhasat (petanda-petanda) kebangkitan seorang rasul telah berlaku beberapa ketika, sebelum kelahiran Rasulullah, di antaranya runtuhan empat belas anjung dewan Kisra Parsi, terpadamnya api yang disembah penganut agama majusi, robohnya gereja-gereja di sekitar Romawi yang sebelum ini penuh sesak dengan para pengunjung, danau dan sawah mengering. (Kisah ini diriwayatkan oleh al- Baihaqi).

10. Cepatnya tumbuh kembang Nabi Muhammad SAW

Pada usia 5 bulan ia sudah pandai berjalan, usia 9 bulan ia sudah mampu berbicara dan pada usia 2 tahun ia sudah bisa dilepas bersama anak-anak Halimah yang lain untuk menggembala kambing.

11. Allah SWT membimbing Nabi Muhammad SAW

Dikisahkan pula pada masa kecil Muhammad, ia telah dibimbing oleh Allah. Hal itu mulai tampak setelah ibu dan kakeknya meninggal. Dikisahkan bahwa Muhammad pernah diajak untuk menghadiri pesta dalam tradisi Jahiliyah, namun dalam perjalanan ke pesta ia merasa lelah dan tidur di jalan sehingga ia tidak mengikuti pesta tersebut.

12. Raja Khosrow bermimpi menakutkan

Saat sebelum dan sesudah kelahiran Rasulullah SAW, Raja Khosrow (Kekaisaran Sassania dari Persia) dan para pendita Majusi bermimpi yang menakutkan (Bihar Al-Anwar, XV, Bab 3, ms 231-248.)

13. Padamnya api sesembahan Majusi

Saat sebelum dan sesudah kelahiran Rasulullah SAW Padamnya api yang disembah penganut Agama Majusi secara tiba-tiba,Beberapa irhasat (petanda-petanda) kebangkitan seorang rasul telah berlaku beberapa ketika, sebelum kelahiran Rasulullah, di antaranya runtuhan empat belas anjung dewan Kisra Parsi, terpadamnya api yang disembah penganut agama majusi, robohnya gereja-gereja di sekitar Romawi yang sebelum ini penuh sesak dengan para pengunjung, danau dan sawah mengering. (Kisah ini diriwayatkan oleh al- Baihaqi).

14. Gempa yang merobohkan tempat ibadah disekitar kerajaan RUM

Saat sebelum dan sesudah kelahiran Rasulullah SAW, Terjadinya gempa yang merobohkan tempat ibadah di sekitar Kerajaan Rum.

15. Aminah binti Wahab (Ibunda Rasulullah SAW) tidak merasakan sakit ketika melahirkan Nabi Muhammad SAW.

16. Keluarnya Cahaya dari faraj (kemaluan wanita) ketika Aminah (Ibunda Rasulullah SAW) Melahirkan Nabi Muhammad SAW yang Menerangi Istana Negeri Syam.
Ibnu Sa'd meriwayatkan bahwa ibu Rasulullah (s.a.w) menceritakan: " Ketika ku melahirkannya, satu cahaya telah keluar dari farajku, menerangi mahligai-mahligai di negeri Syam", periwayatannya hampir sama dengan apa yang diriwayatkan oleh al-Irbadh bin Sariah.

17. Nabi Muhammad SAW dilahirkan dalam keadaan sudah berkhitan

Rasulullah SAW bersabda: Di antara kemuliaan yang diberikan Allah SWT kepadaku adalah, aku dilahirkan dalam keadaan sunah dikhitan, karena itu tidak ada orang yang melihat aurat/kemaluanku. (HR. al- Thabrani, Abu Nuaym, al Khatib dan ibn Asakir) (diriwayatkan dari Ibn Abbas, Ibn Umar, Anas, Abu Hurairah. menurut Diya^ al Maqdisi, hadits ini shahih. Al Hakim selain menilai shahih, juga mengatakan mutawatir. Lihat al Khasa^is al kubra, Jlid.1, hal. 90-91)

18. Lahir dengan tali pusar sudah terputus

Kisah dari Ibnu Adiy dan Ibnu Asakir dari Ibnu Abbas, al Dhiya al Maqdisi dari Abbas Ibnu Abdul Muthalib dan Ibnu Asakir dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW lahir dalam keadaan tali pusar sudah putus. (Hadist ini tidak sepopuler dan sekuat hadits yang menceritakan kalau Beliau SAW terlahir dalam keadaan sunah dikhitan).

19. Nabi Muhammad SAW dapat melihat dengan jelas dalam keadaan gelap.

Diriwayatkan oleh Ibn Adiy, al Baihaqy dan Ibnu ‘Asakir dari ‘Aisyah RA mengisahkan “bahwa Rasululloh SAW dapat melihat dalam keadaan gelap maupun terang”(lihat Al-Khasa’is al-Kubra Karya al-Suyuti jilid1, hal.104)

20. Wajah Nabi Muhammad SAW memancarkan cahaya dikegelapan pada waktu sahur.

Aisyah berkata bahwa: "Ketika aku sedang menjahit baju pada waktu sahur (sebelum subuh) maka jatuhlah jarum dari tanganku, kebetulan lampu pun padam, lalu masuklah Rasulullah SAW. Ketika itu juga aku dapat mengutip jarum itu kerana cahaya wajahnya, lalu aku berkata, "Ya Rasulullah alangkah bercahayanya wajahmu! Seterusnya aku bertanya: "Siapakah yang tidak akan melihatmu pada hari kiamat?" Jawab Rasulullah SAW: "Orang yang bakhil." Aku bertanya lagi: "Siapakah orang yang bakhil itu?" Jawab baginda: "Orang yang ketika disebut namaku di depannya, dia tidak mengucap shalawat ke atasku."

21. Dua sahabat Nabi Muhammad SAW dibimbing oleh dua cahaya, setelah bertemunya.

Diriwayatkan oleh Anas bin Malik: Ada dua orang sahabat Nabi SAW meninggalkan Nabi SAW. Ditengah malam yang gelap gulita keduanya berjalan dengan ada dua sinar yang menerangi perjalanan keduanya yang ada di depannya. Tatkala keduanya berpisah diperempatan jalan, masing-masing setiap orang ditemani sebuah sinar yang membimbing mereka pulang ke rumah." (Sahih Bukhari, Juz 1, Buku8, no 454).

22. Peluh yang keluar dari tubuh Muhammad memiliki bau harum.

Dari Anas bin Malik RA: Nabi biasa memasuki rumah Ummu Sulaim dan tidur di atas kasurnya sedangkan Ummu Sulaim sedang pergi. Anas berkata: "Pada suatu hari Rasulullah SAW datang dan tidur di atas kasur Ummu Sulaim, kemudian Ummu sulaim dipanggil dan dikatakan padanya: Ini adalah Nabi SAW tidur di rumahmu dan di atas kasurmu. Anas berkata : Ummu Sulaim datang dan Nabi sedang berkeringat, lalu keringatnya tersebut dikumpulkan di atas sepotong kulit kemudian Ummu Sulaim membuka talinya dan mulai meyerap keringat tersebut lalu memerasnya ke dalam bejana, maka Nabi kaget dan berkata: Apa yang kamu lakukan Ummu Sulaim? Ummu Sulaim berkata: Wahai Rasulullah kami mengharapkan berkahnya bagi anak-anak kami" Beliau berkata: Engkau benar. (HR Muslim 4/1815) jika Muhammad berjabat tangan dengan seseorang maka aroma harum itu akan membekas selama beberapa hari ditangan orang tersebut (Dikisahkan oleh Abu Juhaifah)

23. Tubuh Nabi Muhammad SAW memancarkan petir ketika hendak di bunuh oleh Syaibah bin 'Utsman pada Perang Hunain.

24. Nabi Muhammad SAW yang sanggup menghancurkan batu besar dengan tiga kali pukulan, dikala menjelang Perang Khandaq, padahal pada saat itu Muhammad belum makan selama 3 hari (Diriwayatkan Jabir r.a. (Hadits sahih Bukhari,Volume 5, Book 59, Number 427)

25. Nabi Muhammad SAW sanggup merubuhkan seorang pegulat bertubuh tinggi dan kekar, Rukanah Al-Mutthalibi bin Abdu Yazid hanya dengan dua kali dorongan saja (Ibnu Hisyam, As-Sirah an-Nabawiyyah, part 1, page 391.)

26. Sela-sela Jemari Tangannya Memancarkan Air.

(Diriwayatkan oleh 'Abdullah: "Dalam pandangan kami mukjizat adalah anugerah Allah, tetapi dalam pandangan kalian mukjizat adalah peringatan. Suatu ketika kami menyertai Rasulullah SAW dalam sebuah perjalanan dan kami nyaris kehabisan air. Nabi SAW bersabda: "Bawalah kemari air yang tersisa!" orang-orang membawa kantung yang berisi sedikit air. Nabi SAW memasukkan telapak tangannya kedalam kantung itu dan berkata, "Mendekatlah pada air yang diberkahi dan ini berkah dari Allah." Aku melihat air memancar dari sela-sela jemari tangan Rasulullah SAW." (Sahih Bukhari, juz 5 no 779)), kemudian air itu untuk berwudhu 300 orang sahabat hanya dengan semangkuk air (Diriwayatkan oleh Anas bin Malik: "Semangkuk air dibawa kehadapan Nabi SAW di Al Zawra. Nabi SAW memasukkan kedua telapak tangannya kedalam mangkok itu dan air memancar dari jari-jemarinya. Semua orang berwudhu dengan air itu. Qatadah berkata kepada Anas, "Berapa orang yang hadir pada waktu itu?" Anas menjawab, "Tiga ratus orang atau mendekati tiga ratus orang." (Sahih Bukhari, juz 4 no 772). Lihat juga: (Sahih Bukhari juz 4 no 777) (Sahih Bukhari juz 1 no 340), (Hadits riwayat Muslim No.4224, (Sahih Muslim, Book 030, no 5656; Sahih Muslim, Book 030, no 5657; Sahih Muslim Book 030, no 5658; Sahih Muslim, Book 030, no 5659), Mu'adz bin Jabal menceritakan: Membuat Oase dari air jari-jemari Nabi (Sahih Muslim, Book 030, Number 5662).

27. Mendo'akan kedua mantan menantunya (Uthbah dan Uthaibah) dimakan binatang buas, setelah mereka berkata kasar kepada Nabi Muhammad SAW

Uthbah dan Uthaibah pergi kerumah Rasulallah dengan membawa kedua putri beliau. Meraka berkata kepada Rasul, "Wahai Muhammad! Aku ceraikan putrimu dan aku menjauhi agamamu dan aku tidak akan mengikutimu selama-lamanya!" Melihat kelakuan mantan menantunya yang tidak sopan itu beliau kemudian berdoa, "Semoga mereka mati dengan cara dimakan binatang buas."

28. Mendoakan untuk menumbuhkan gigi salah seorang sahabatnya bernama Sabiqah yang rontok sewaktu perang.


29. Mendoakan Anas bin Malik dengan banyak harta dan anak.
Diriwayatkan daripada Anas r.a daripada Ummu Sulaim katanya: Wahai Rasulullah! Aku menjadikan Anas sebagai khadammu, tolonglah berdoa untuknya. Rasulullah SAW pun berdoa: Ya Allah, banyakkanlah harta dan anaknya dan berkatilah apa yang diberikan kepadanya. Berkata Anas: "Demi Allah, harta bendaku memang banyak dan anak begitu juga anak dari anakku memang banyak sekali dan sekarang sudah berjumlah lebih dari 100 orang. (Hadits sahih Bukhari, Muslim, kitab kelebihan para sahabat).

30. Mendoakan Ibnu Abbas menjadi orang yang Faqih dalam agama Islam (Shahih Al-Bukhari dan Muslim.)


31. Tatapan mata membuat Umar bin Khatthab dan Abu Jahm lari terbirit-birit, ketika mereka berencana untuk membunuh Nabi Muhammad SAW pada malam hari.

"Aku dan Abu Jahm pernah berkomplot untuk membunuh Rasulallah SAW. Maka aku atur rencana jahat itu bersama Abu Jahm, dan kami sepakati pembunuhan dilaksanakan pada malam hari. Pada suatu malam, berangkatlah kami menuju rumah Rasulallah SAW. Setelah mendengar ketokan kami, pintu segera dibuka oleh beliau sambil membaca surah al-Haqqah. Rasulallah SAW. menatap kami dengan tajam, tiba-tiba Abu Jahm memukul lenganku seraya berkata, 'Selamatkanlah dirimu dengan segera.' Akhirnya kami berdua lari terbirit-birit." (Dikisahkan oleh Umar bin al-Khaththab). Peristiwa yang dialami oleh Umar tersebut termasuk salah satu perkara yang menyebabkan dirinya masuk Islam. 50 mukjizat Rasulullah oleh Fuad Kauma, hal. 13-15.

32. Tatapan mata yang menggetarkan Ghaurats bin Harits, yaitu seorang musuh yang pernah menghunus pedang kearah leher Nabi Muhammad SAW.


33. Allah SWT melumpuhkan Hay bin Akhtab dan para sahabatnya, ketika hendak melemparkan batu yang besar kepada Nabi Muhammad SAW.

Ibnu Jarir mengetengahkan dari Ikrimah dan Yazid bin Abu Ziyad, sedangkan lafal hadis adalah kepunyaannya (Ibnu Jarir). Dikisahkan dalam hadis ini bahwa tatkala Nabi saw. keluar ditemani oleh Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, Thalhah dan Abdurrahman bin Auf hingga mereka sampai kepada Kaab bin Asyraf dan orang-orang Yahudi Bani Nadhir. Nabi saw. meminta bantuan mereka tentang aqilah yang menjadi tanggungannya. Kemudian mereka berkata, "Baiklah silakan duduk terlebih dahulu, kami akan menjamu engkau, kemudian kami akan mengabulkan apa yang engkau pinta." Kemudian Nabi saw. duduk; akan tetapi Hay bin Akhtab berkata kepada para sahabatnya, "Sekarang kamu belum pernah melihat Nabi lebih dekat dari kali ini, nah sekarang lemparilah dia dengan batu dan bunuhlah ia, maka kamu tidak akan melihat kejahatan untuk selamanya." Kemudian mereka mengambil sebuah batu lumpang yang besar untuk mereka lemparkan kepada beliau, akan tetapi Allah melumpuhkan tangan mereka sehingga tidak bisa mengangkat batu lumpang itu hingga malaikat Jibril datang dan membawa Nabi saw. dari tempat itu. Setelah itu turunlah ayat, "Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak memanjangkan tangannya kepadamu..." (Q.S. Al-Maidah 11)

34. Menjadikan tangan Abu Jahal kaku.


35. Jin yang berrnama Muhayr bin Habbar membantu dakwah Nabi Muhammad SAW, kemudian Jin itu diganti namanya oleh Nabi Muhammad menjadi Abdullah bin Abhar.


36. Menghilang saat akan dibunuh oleh utusan Amr bin At-Thufail dan Ibad bin Qays utusan dari Bani Amr  pada tahun 9 Hijriah atau Tahun Utusan


37. Menghilang saat Akan dilempari batu oleh Ummu Jamil, bibi Nabi Muhammad SAW ketika ia duduk disekitar Ka'bah dengan Abu Bakar (Ibid, hal 185-187)


38. Menghilang saat akan dibunuh Abu Jahal dimana saat itu ia sedang shalat


39. Menidurkan 10 pemuda Mekkah yang berencana membunuhnya dengan taburan pasir, kemudian ia berhasil melalui orang-orang yang menunggunya di pintu rumahnya untuk membunuhnya.

40. Melemparkan segenggam pasir kearah musuh sehingga mereka dapat dikalahkan pada Perang Hunain dan Perang Badar
Kesaksian lain dikemukakan oleh Abu Dzar, juga sahabat nabi. Ia mence­ritakan, “Kami bersama Rasulullah SAW dalam Perang Hunain, dan aku bersua dengan Rasulullah yang mengendarai baghalnya. Ketika pasukan musuh me­ngepung Rasulullah, beliau turun dari baghalnya, kemudian mengambil se­geng­gam pasir, lalu menaburkannya ke wajah mereka seraya berdoa, ‘Semoga wajah mereka semua kelilipan olehnya.’ Maka tiada seorang pun di antara me­reka melainkan matanya kemasukan pasir dari genggaman itu hingga akhir­nya mereka pun lari tunggang lang­gang.” (HR Muslim), Hakim bin Hizam, yang pada waktu itu masih di pihak musuh Islam, namun se­telah kejadian ini ia masuk Islam, men­ceritakan, “Ketika Perang Badar terjadi, Rasulullah mengambil segenggam pa­sir, lalu menghadapi kami dan melem­parkan pasir itu kepada kami seraya mengucap, ‘Semoga wajah mereka se­mua kelilipan olehnya.’ Akhirnya, kami kalah dalam peperangan itu, dan Allah menurunkan firman-Nya, ‘...dan bukan kamu (Muhammad) yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allahlah yang melempar’ (Al-Anfal 8: 17) (HR Thabarani dan Al-Haitsami).

41. Menghentikan gempa yang terjadi di Mekkah dan Madinah

(Gempa pertama di Mekkah, Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibnu Kuzaimah, ad-Daruquthni, dan lainnya dari Utsman bin Affan bahwa dia berkata, “Apakah kalian tahu Rasulullah pernah berada di atas Gunung Tsabir di Mekkah. Bersama beliau; Abu Bakar, Umar dan saya. Tiba-tiba gunung berguncang hingga bebatuannya berjatuhan. Maka Rasulullah menghentakkan kakinya dan berkata: Tenanglah Tsabir! Yang ada di atasmu tidak lain kecuali Nabi, Shiddiq dan dua orang Syahid.” (Hadits riwayat Tirmidzi, Ibnu Kuzaimah, ad-Daruquthni, dan lainnya), Gempa kedua di Madinah, hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik, dia berkata: “Nabi naik ke Uhud bersamanya Abu Bakar, Umar dan Utsman. Tiba-tiba gunung berguncang. Maka Nabi menghentakkan kakinya dan berkata: Tenanglah Uhud! Yang ada di atasmu tiada lain kecuali Nabi, Shiddiq dan dua orang syahid.” Di antara pelajaran besar dalam dua riwayat di atas bahwa ternyata gunung tidak layak berguncang saat ada 4 manusia terbaik ada di atasnya. Nabi harus menghentakkan kaki dan mengeluarkan perintah kepada gunung untuk menghentikan guncangan tersebut. (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim) dengan cara menghentakkan kakinya dan memerintahkan bukit supaya tenang.

42. Menurunkan hujan dan meredakan banjir saat musim kemarau tahun 6 Hijriah di Madinah yang saat itu mengalami musim kemarau
Diriwayatkan oleh Anas bin Malik. (Sahih Bukhari, Volumn 002, Buku kan 017, Hadits Nomor;Jumlah 143).  Diriwayatkan oleh Anas: Pernah lama Madinah tidak turun hujan, sehingga terjadilah kekeringan yang bersangatan. Pada suatu hari Jumat ketika Rasulullah SAW sedang berkotbah Jumat, lalu berdirilah seorang Badui dan berkata: "Ya Rasulullah, telah rusak harta benda dan lapar segenap keluarga, doakanlah kepada Allah agar diturunkan hujan atas kita. Berkata Anas: Mendengar permintaan badui tersebut, Rasulullah mengangkat kedua tangannya ke langit (berdoa). Sedang langit ketika itu bersih, tidak ada awan sedikitpun. Tiba-tiba berdatanganlah awan tebal sebesar-besar gunung. Sebelum Rasulullah SAW turun dari mimbarnya, hujan turun dengan selebat-lebatnya, sehingga Rasulullah SAW sendiri kehujanan, air mengalir melalui jenggot Beliau. Hujan tidak berhenti sampai Jumat yang berikutnya, sehingga kota Madinah mengalami banjir besar, rumah-rumah sama terbenam. Maka datang Orang Badui berkata kepada Rasulullah SAW, Ya Rasulullah, sudah tenggelam rumah-rumah, karam segala harta benda. Berdoalah kepada Allah agar hujan diberhentikan di atas kota Madinah ini, agar hujan dialihkan ketempat yang lain yang masih kering. Rasulullah SAW kemudian menengadahkan kedua tangannya ke langit berdoa: Allahuma Hawaaliinaa Wa laa Alainaa (Artinya: Ya Allah turunkanlah hujan ditempat-tempat yang ada disekitar kami, jangan atas kami). Berkata Anas: Diwaktu berdoa itu Rasulullah SAW menunjuk dengan telunjuk beliau kepada awan-awan yang dilangit itu, seakan-akan Beliau mengisyaratkan daerah-daerah mana yang harus didatangi. Baru saja Rasulullah menunjuk begitu berhentilah hujan di atas kota Madinah. (Sahih Bukhari, juz 8 no 115).

43. Berbicara dengan gunung untuk mengeluarkan air bagi uqail bin Abi Thalib yang kehausan.


44. Menahan matahari tenggelam

Peristiwa tertahannya matahari tenggelam tidak pernah terjadi kecuali satu atau dua kali saja. Sebagaiman dikisah oleh Abdullah ibn Mas^ud, ia Berkata: "Kami bersama Rasulullah SAW dalam satu peperangan, sampai akhirnya merasa kelelahan, hingga nampak wajah yang pucat dan lesu pada pasukan kaum muslimin dan wajah gembira pada kelompok munafik." Setelah melihat kondisi seperti ini Beliau berkata: "Demi Allah, matahari tidak akan tenggelam sampai kalian ke daerah Ruzaq." Utsman tahu bahwa Allah dan Rasul-Nya tidak bohong, Beliau lalu membeli 14 ekor unta sekaligus makanannya. 9 ekor di antaranya diberikan kepada Nabi SAW, wajah kaum muslimin langsung berseri-seri, sebaliknya wajah kaum munafik merunyam. Lalu Rasulullah mengangkat tangannya sampai terlihat putih ketiaknya.Beliau berdoa mendoakan kebaikan untuk Utsman. (Hadits riwayat al Baihaqy) (lihat Mu^jam Kabir karya al Tabarani, hadist no: 7255). Kisah lainnya adalah sebagai berikut Tercegahnya matahari dari terbenam. Waktu beliau melakukan perjalanan pulang dari Isra’, beliau berjumpa dengan rombongan kafilah; dan ini diberitahukan kepada orang-orang musyrik bahwa rombongan kaiilah itu akan tiba pada hari anu. Tetapi ketika hari yang disebutkan beliau itu tiba, rombongan tersebut masih juga belum datang, padahal matahari sudah hampir tenggelam. Maka dengan izin Allah, matahari itu bertahan, hingga akhirnya rombongan kalilah yang disebutkan oleh beliau itu datang. Matahari kembali muncul sesudah tenggelam. Peristiwa ini terjadi berkata doa Nabi s.a.w. untuk Ali bin Abi Thalib r.a. agar Ali dapat menunaikan salat Ashar pada waktunya.

45. Membelah bulan  dua kali untuk membuktikan kenabiannya pada penduduk Mekkah.

"Telah hampir saat (qiamat) dan telah terbelah bulan." (Quran, 54:1). Berita tentang terbelahnya bulan pada zaman Nabi SAW banyak diriwayatkan oleh para Shahabat, sehingga hadis tentang terbelahnya bulan adalah hadis Muthawatir. Diriwayatkan oleh Abdullah bin Masud: "Pada masa hidup Nabi SAW, bulan terbelah dua dan melihat ini Nabi SAW bersabda: "Saksikanlah!" (Sahih Bukhari, juz 4 no 830). Diriwayatkan oleh Anas: "Ketika orang-orang Mekah meminta Rasulullah SAW untuk menunjukkan mukjizat, maka Nabi menunjukkan bulan yang terbelah." (Sahih Bukhari, juz 4 no 831). Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas: "Bulan terbelah menjadi dua pada masa hidup Nabi SAW." (Sahih Bukhari, juz 4 no 832). Diriwayatkan oleh Anas bin Malik: "Orang-orang Mekah meminta Nabi SAW untuk menunjukkan sebuah mukjizat. Maka Beliau menunjukkan bulan yang terbelah menjadi dua bagian, sehingga gunung Hira' itu dapat mereka lihat di antara dua belahannya."(Sahih Bukhari, juz 5 no 208). Diriwayatkan oleh 'Abdullah: "Diwaktu kami bersama-sama Rasulullah SAW di Mina, maka terbelah bulan, lalu sebelahnya berlindung dibelakang gunung, maka sabda Rasulullah SAW: "Saksikanlah! " Saksikanlah!"(Sahih Bukhari, juz 5 no 209). Diriwayatkan oleh 'Abdullah bin 'Abbas: "Pada masa hidup Nabi SAW bulan terbelah menjadi dua." (Sahih Bukhari, juz 5 no 210). Diriwayatkan oleh 'Abdullah: "Bulan terbelah menjadi dua." (Sahih Bukhari, juz 5 no 211). Lihat juga di:(Sahih Bukhari, juz 6 no 350) (Sahih Bukhari, juz 6 no 387) (Sahih Bukhari, juz 6 no 388) (Sahih Bukhari, juz 6 no 389) (Sahih Bukhari, juz 6 no 390) (Sahih Bukhari, juz 6 no 391), (Sahih Muslim, Kitab Sifat Al-Qiyamah wa'l Janna wa'n-Nar juz 039 no 6721) (Sahih Muslim, Kitab Sifat Al-Qiyamah wa'l Janna wa'n-Nar juz 039 no 6724) (Sahih Muslim, Kitab Sifat Al-Qiyamah wa'l Janna wa'n-Nar, juz 039 no 6725) (Sahih Muslim, Kitab Sifat Al-Qiyamah wa'l Janna wa'n-Nar, juz 039 no 6726) (Sahih Muslim, Kitab Sifat Al-Qiyamah wa'l Janna wa'n-Nar juz 039 no 6728) (Sahih Muslim, Kitab Sifat Al-Qiyamah wa'l Janna wa'n-Nar juz 039 no 6729) (Hadits sahih Muslim, juz 039 no 6730). Hadits riwayat Muslim No.5010, 5013, 5015

46. Paha kambing yang telah diracuni berbicara kepada nabi Muhammad SAW tetelah terjadi perang Khaibar.
Wanita Yahudi yang memberi racun di daging kambing bernama Zainab binti Hârits, Dari Ibnu Syihâb, ia mengatakan , “Dahulu Jâbir radhiyallâhu'anhu menceritakan bahwa ada seorang wanita Yahudi dari penduduk Khaibar yang meracuni seekor kambing bakar. Kemudian menghadiahkannya kepada Rasulullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam". Rasulullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam pun mengambil paha kambing itu dan memakannya. Beberapa Sahabat pun juga ikut makan bersama Beliau. Tiba-tiba Rasulullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallamberkata kepada para Sahabat, "Jangan kalian makan !." Lalu Rasulullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam mengutus seseorang untuk memanggil wanita (yang memberi kambing) itu dan wanita itu pun datang.Rasulullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam pun segera bertanya kepadanya, "Apakah kamu telah meracuni kambing ini?" Wanita itu menjawab, "Siapa yang telah memberitahumu?" Rasulullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam menjawab, "Paha kambing ini yang telah mengabariku." Wanita itu berkata, "Ya" (aku telah meracuninya). Rasulullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bertanya lagi, "Apa yang kamu kehendaki dari perbuatanmu ini?" Wanita itu berkata dalam hati, "Jika dia seorang nabi, makanan pasti itu tidak akan membahayakannya. Dan jika dia bukan seorang nabi, maka kami akan selamat dari gangguannya." Selanjutnya Rasulullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam memaafkan wanita itu dan tidak menghukumnya. Majalah As-Sunnah Edisi 10/Thn. XIII/Muharram 1431H/Januari 2010M.

47. Makanan yang di makan oleh Muhammad mengagungkan nama Allah SWT.

Diriwayatkan oleh Abdullah: "Sesungguhnya kami mendengar makanan yang dimakan Rasulullah SAW mengagungkan nama Allah." (Sahih Bukhari, juz 5 no 779).

48. Makanan sedikit yang bisa dimakan sebanyak 800 orang pada Perang Khandaq.

Diriwayatkan daripada Jabir bin Abdullah katanya: Semasa parit Khandak digali, aku melihat keadaan Rasulullah SAW dalam keadaan sangat lapar. Maka akupun segera kembali ke rumahku dan bertanya kepada isteriku, apakah engkau mempunyai sesuatu (makanan)? Kerana aku melihat Rasulullah SAW tersangat lapar. Isteriku mengeluarkan sebuah beg yang berisi satu cupak gandum, dan kami mempunyai seekor anak kambing dan beberapa ekor ayam. Aku lalu menyembelihnya, manakala isteriku menumbuk gandum. Kami sama-sama selesai, kemudian aku memotong-motong anak kambing itu dan memasukkannya ke dalam kuali. Apabila aku hendak pergi memberitahu Rasulullah SAW, isteriku berpesan: Jangan engkau memalukanku kepada Rasulullah SAW dan orang-orang yang bersamanya. Aku kemudiannya menghampiri Rasulullah SAW dan berbisik kepada Baginda: Wahai Rasulullah! Kami telah menyembelih anak kambing kami dan isteriku pula menumbuk satu cupak gandum yang ada pada kami. Karena itu, kami menjemput baginda dan beberapa orang bersamamu. Tiba-tiba Rasulullah SAW berseru: Wahai ahli Khandak! Jabir telah membuat makanan untuk kamu. Maka kamu semua dipersilakan ke rumahnya. Rasulullah SAW kemudian bersabda kepadaku: Jangan engkau turunkan kualimu dan jangan engkau buat roti adonanmu sebelum aku datang. Aku pun datang bersama Rasulullah SAW mendahului orang lain. Aku menemui isteriku. Dia mendapatiku lalu berkata: Ini semua adalah karena kamu, aku berkata bahawa aku telah lakukan semua pesananmu itu. Isteriku mengeluarkan adonan roti tersebut, Rasulullah SAW meludahinya dan mendoakan keberkatannya. Kemudian Baginda menuju ke kuali kami lalu meludahinya dan mendoakan keberkatannya. Setelah itu Baginda bersabda: Sekarang panggillah pembuat roti untuk membantumu dan cedoklah dari kualimu, tapi jangan engkau turunkannya. Ternyata kaum muslimin yang datang adalah sebanyak seribu orang. Aku bersumpah demi Allah, mereka semua dapat memakannya sehingga kenyang dan pulang semuanya. Sementara itu kuali kami masih mendidih seperti sediakala. Demikian juga dengan adonan roti masih tetap seperti asalnya. Sebagaimana kata Ad-Dahhak: Masih tetap seperti asalnya. (Sahih Bukhari, Muslim, kitab Minuman).

49. Roti Sedikit Cukup Untuk Orang Banyak.

Diriwayatkan daripada Anas bin Malik r.a katanya: Abu Talhah telah berkata kepada Ummu Sulaim: Aku mendengar suara Rasulullah SAW begitu lemah. Tahulah aku baginda dalam keadaan lapar. Apakah engkau mempunyai sesuatu? Ummu Sulaim menjawab: Ya! Kemudiannya dia menghasilkan beberapa buku roti dari gandum dan setelah itu, mengambil kain tudungnya dan membungkus roti itu dengan separuh kain tudung, lalu disisipkan di bawah bajuku, sedangkan yang separuh lagi diselendangkan kepadaku. Selepas itu pula dia menyuruhku pergi ke tempat Rasulullah SAW. Akupun berangkat membawa roti yang dibungkus kain tudung itu. Aku mendapatkan Rasulullah SAW yang sedang duduk di dalam masjid bersama orang-ramai dan berada di sisi mereka. Rasulullah SAW bertanya: Abu Talhah yang mengutusmu? Aku menjawab: Ya, benar! Rasulullah SAW bertanya lagi: Untuk makanan? Aku menjawab: Ya! Rasulullah SAW bersabda kepada orang-ramai yang bersama baginda: Bangunlah kamu sekalian! Rasulullah SAW lalu berangkat diiringi para sahabat dan aku berjalan di antara mereka untuk segera memberitahu Abu Talhah. Maka Abu Talhah berkata: Wahai Ummu Sulaim! Rasulullah SAW telah datang bersama orang yang ramai, padahal kita tidak mempunyai makanan yang mencukupi untuk mereka. Dia menjawab: Allah dan RasulNya lebih tahu. Lalu Abu Talhah menjemput Rasulullah SAW, dan Rasulullah SAW pun masuk bersamanya. Rasulullah SAW bersabda: Bawakan ke sini apa yang ada di sisimu wahai Ummu Sulaim! Ummu Sulaim terus membawa roti tersebut kepada baginda kemudian memerah bekas lemaknya untuk dijadikan lauk dimakan dengan roti. Kemudian Rasulullah SAW mendoakan makanan itu. Setelah itu baginda bersabda: Izinkan sepuluh orang masuk! Abu Talhah memanggil sepuluh orang Sahabat. Mereka makan sehingga kenyang kemudian keluar. Rasulullah SAW menyambung: Biarkan sepuluh orang lagi masuk. Sepuluh orang berikutnya pun masuk dan makan sehingga kenyang lalu keluar. Rasulullah SAW kemudian bersabda lagi: Suruhlah sepuluh orang lagi masuk. Demikian berlaku terus-menerus sehingga semua orang dapat makan hingga kenyang, padahal jumlah mereka adalah lebih kurang tujuh puluh atau delapan puluh orang. (Sahih Bukhari, Muslim, kitab Minuman).

50. Sepotong Hati Kambing Cukup Untuk 130 orang.

Diriwayatkan daripada Abdul Rahman bin Abu Bakar bahwa: ketika kami sedang bersama Rasulullah dengan jumlah seratus tiga puluh orang.Nabi SAW bertanya : Apakah ada yang mempunyai makanan? ternyata ada sekitar satu sha^ bersama seorang laki-laki, maka makanan itu dijadikan adonan, lalu datanglah seorang musyrik tinggi dengan rambut berantakkan yang membawa domba-domba yang sedang digiring. Apa domba-domba ini untuk dibeli atau diberi? Orang itu menjawab: untuk dijual, maka Rasulullah SAW membeli seekor domba, kemudian domba itu dimasak dan Rasulullah memerintahkan supaya hati domba itu dipanggang. Abdurrahman berkata: Demi Allah, setiap seratus tiga puluh orang sahabat diberi sepotong dari hati domba itu, jika dia hadir maka diberikannya. Jika tidak hadir maka disimpan bagiannya.Abdurrahman berkata: Daging itu ditempatkan di dua bejana dan kami makan dari keduanya hingga kenyang, dan tersisa daging di dalam dua bejana itu sehingga saya meletakkannya di punggung unta. (Hadits sahih Bukhari, Muslim, kitab Minuman).

51. Makanan yang dimakan tidak berkurang justru bertambah tiga kali lipat.

Diriwayatkan daripada Abdul Rahman bin Abu Bakar katanya Mereka yang disebut Ashaab As-Suffah adalah orang-orang miskin. Rasulullah SAW pernah bersabda suatu ketika: Siapa mempunyai makanan untuk dua orang, dia hendaklah mengajak orang yang ketiga dan sesiapa mempunyai makanan untuk empat orang, dia hendaklah mengajak orang kelima, keenam atau seperti diriwayatkan dalam Hadis lain. Abu Bakar r.a datang dengan tiga orang. Nabi pula pergi dengan sepuluh orang dan Abu Bakar dengan tiga orang yaitu aku, ibu dan bapaku. Tetapi aku tidak pasti adakah dia berkata: Isteriku dan khadamku berada di antara rumah kami dan rumah Abu Bakar. Abdul Rahman berkata lagi: Abu Bakar makan malam bersama Nabi SAW dan terus berada di sana sehinggalah waktu Isyak. Selesai sembahyang, dia kembali ke tempat Nabi SAW lagi, sehinggalah Rasulullah SAW kelihatan mengantuk. Sesudah lewat malam, barulah dia pulang. Isterinya menyusulinya dengan pertanyaan: Apa yang menghalang dirimu untuk pulang menemui tetamumu? Abu Bakar berkata: Bukankah engkau telah menjamu mereka makan malam? Isterinya menjawab: Mereka tidak mau makan sebelum engkau pulang, padahal anak-anak sudah mempersilakan tetapi mereka tetap enggan. Akupun berundur untuk bersembunyi. Lalu terdengar Abu Bakar memanggil: Hai dungu! Diikuti dengan sumpah-serapah. Kemudian dia berkata kepada para tetamunya: Silakan makan! Barangkali makanan ini sudah tidak enak lagi. Kemudian dia bersumpah: Demi Allah, aku tidak akan makan makanan ini selamanya! Abdul Rahman meneruskan ceritanya: Demi Allah, kami tidak mengambil satupun kecuali sisanya bertambah lebih banyak lagi, sehinggalah apabila kami sudah merasa kenyang, makanan itu menjadi bertambah banyak daripada yang sedia ada. Abu Bakar memandangnya ternyata makanan itu tetap seperti sedia atau bahkan lebih banyak lagi. Dia berkata kepada isterinya: Wahai saudara perempuanku! Bani Firas apakah ini? Isterinya menjawab: Tidak! Demi cahaya mataku, sekarang ini makanan tersebut bertambah tiga kali ganda lebih banyak daripada sediakala. Lalu Abu Bakar makan dan berkata: Sumpahku tadi adalah dari syaitan. Dia makan satu suap, kemudian membawa makanan tersebut kepada Rasulullah SAW dan membiarkannya di sana hingga pagi hari. Pada waktu itu di antara kami (kaum muslimin) dengan suatu kaum akan dilangsungkan satu perjanjian. Apabila tiba waktunya, kamipun menjadikan dua belas orang sebagai ketua saksi, masing-masing mengepalai beberapa orang. Hanya Allah yang tahu berapa orangkah sebenarnya yang diutuskan bersama mereka. Cuma yang pastinya Rasulullah SAW memerintah agar dipanggilkan mereka kesemuanya. Lalu kesemuanya makan dari makanan yang dibawa oleh Abu Bakar atau sebagaimana yang diriwayatkan dalam riwayat yang lain. (Sahih Bukhari, Muslim, Kitab Minuman)

52. Menjadikan beras merah sebanyak setengah kwintal yang diberikan kepada orang Badui Arab tetap utuh tidak berkurang selama berhari-hari.

53. Ikan al-anbar menjadi hidangan bagi 300 pasukan Muhammad. Diceritakan oleh Jabir (Sahih Bukhari,Volume 007, Book 067, Hadith Number 402).

54. Menjadikan minyak samin Ummu Malik tetap utuh tidak berkurang walau telah diberikan kepada Muhammad.

55. Wadah yang selalu penuh dengan air, walau sudah dituangkan hingga habis.
Imran menceritakan: Wadah air yg penuh air dituangkan sampai habis tetapi tetap penuh kembali membuat sekampung masuk Islam. (Sahih Bukhari, Volume 1, Book 7, Number 340)

56. Mengeluarkan air dari sumur yang ada di tengah gurun pasir, ketika Khalid bin Walid pada saat itu masih menjadi musuhnya. 
"HISTORICAL EVENT OF MAKKAH" Author by Imtiaz Ahmad M. Sc. M. Phil. (London) Nabi Muhammad (SAW) menghindar dari Khalid bin Walid menuju tempat yang tidak terdapat air. Beliau menemukan sebuah sumur yang masih ada bekas jejak air di dasarnya. Beliau masukkan sedikit air ke mulut beliau lalu disemburkannya kedalam sumur, lalu beliau minta salah seorang sahabat untuk membidikkan anak panah beliau (SAW) ke dasar sumur. Para sahabat pun kemudian menyaksikan air memancar dari dasar sumur itu sampai setinggi bibir sumur. Maka rombongan Muslimin pun mengisi penuh tempat-tempat air mereka dan mendirikan salat Dzuhur. Khalid bin Walid berkata kepada pasukannya, “Kita telah menyia-siakan kesempatan emas. Seharusnya tadi kita serang mereka selagi mereka sibuk salat. Kita akan serang mereka di waktu mereka mengerjakan salat berikutnya.” Pada waktu itu Allah (SWT) pun mewahyukan petunjuk-Nya kepada Muslimin perihal tata-cara mendirikan salat sewaktu dalam keadaan bahaya semisal perang. Salat semacam ini disebut Salatul-Khauf.

57. Mengeluarkan mata air baru untuk pamannya Abu Thalib yang sedang kehausan.
Satu mukjizat dari Rasulullah SAW diawal-awal kenabian adalah ada mata air yang keluar dari bawah kakinya. Seperti dikisahkan dalam kitab al-Khasa^ish, suatu ketika Rasulullah SAW berjalan bersama pamannya Abu Thalib. ketika sampai di daerah Dzi al Majaz, Abu Thalib merasa haus padahal mereka tidak membawa air. Rasulullah SAW yang melihat pamannya kehausan menanyakan hal itu untuk memastikan, Abu Thalib membenarkan bahwa dirinya haus. Rasulullah SAW kemudian mengorek-ngorek tanah yang dipijaknya, tak lama kemudian keluarlah air dari tanah itu dan Beliau SAW mempersilahkan pamannya untuk minum.

58. Mengeluarkan air yang banyak dari bejana milik seorang wanita penunggang unta.
"Orang-orang mengeluhkan kepada Nabi tentang rasa haus yang mereka rasakan, maka Nabi pun memanggil Ali bin Abi Tholib dan seorang sahabat yang lain lalu Nabi memerintahkan mereka berdua untuk mencari air. Maka berjalanlah mereka berdua, lalu mereka bertemu dengan seorang wanita yang berada di antara dua tempat air -yang terbuat dari kulit- di atas onta wanita tersebut. Maka mereka berdua pun berkata kepadanya: "Dari mana airnya?", maka wanita tersebut berkata, "Terakhir saya melihat air yaitu kemarin pada saat seperti sekarang ini, dan para lelaki telah pergi meninggalkan kami" (dalam riwayat lain : Mereka berdua berkata, "Mana airnya?", wanita itu berkata, "Tidak ada air untuk kalian". Maka mereka berdua berkata, "Berapa jauh jarak antara tempat keluarga kalian dari tempat air?", wanita itu berkata, "Jarak perjalanan sehari semalam"). Mereka berdua berkata, "Berjalanlah!", sang wanita berkata, "Kemana?", mereka berdua berkata, "Ke Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam". Wanita itu berkata, "Apakah dia adalah orang yang disebut sebagai soobi`(orang yang keluar dari adat nenek moyangnya)?". Mereka berdua berkata, "Dialah yang engkau maksudkan". Merekapun membawa wanita itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu mereka mengabarkan kepada Nabi apa yang terjadi. Lalu mereka meminta sang wanita untuk turun dari ontanya, lalu Nabi sallallahu a'laihi wa sallam meminta sebuah bejana kecil, lalu beliau menumpahkan air dari bejana tersebut ke mulut dua tempat air milik sang wanita tersebut (Dalam riwayat lain : Nabi mengambil air dari dua tempat air tersebut lalu beliau berkumur-kumur, lalu menumpahkan kembali kumuran beliau ke kedua tempat air tersebut). Lalu beliau menutup dengan kencang mulut dua tempat air tersebut dan membuka sumbat yang terdapat di bawah dua tempat air yang terbuat dari kulit tersebut sehingga mengalirlah air dari dua tempat air tersebut. Lalu diserukan kepada para sahabat "Minumlah…!! Dan ambillah air..!!" Maka datanglah orang-orang minum dan mengambil air dari dua tempat air tersebut. Orang yang terakhir diberi air adalah seorang yang junub. Nabi memberikan satu bejana air dari dua tempat air tersebut dan berkata kepadanya "Guyurkanlah air ini pada dirimu". Semua kejadian ini disaksikan oleh sang wanita yang sedang berdiri memperhatikan apa yang terjadi dari air miliknya. Demi Allah air tersebut telah tertahan dari sang wanita (sehingga terus mengalir-pen), akan tetapi menyangka bahwasanya air yang tersisa di kedua tempat air tersebut lebih banyak dan lebih penuh daripada sebelumnya. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, "Kumpulkan (makanan) untuk wanita ini!". Maka para sahabat pun mengumpulkan makanan untuknya seperti korma 'ajwah, tepung, dan sawiq (makanan dari gandum). Hingga akhirnya mereka mengumpulkan makanan dan diletakkan di atas kain lalu dinaikan ke onta wanita tersebut di hadapan wanita tersebut. Nabipun berkata kepadanya, "Tahukah engkau bahwasanya kami tidak mengurangi airmu sedikitpun?, akan tetapi Allah-lah yang telah memberi air bagi kami". Lalu wanita tersebut pulang ke keluarganya dalam keadaan terlambat, maka mereka pun berkata kepadanya, "Apa yang membuatmu datang terlambat?", Wanita itu berkata, "Suatu keajaiban, aku bertemu dengan dua orang lelaki, lalu mereka membawaku kepada orang yang disebut sebagai soobi' lalu orang itupun melakukan begini dan begitu…, demi Allah orang itu adalah orang yang paling pandai menyihir di antara ini dan itu". Sang wanita memberi isyarat dengan dua jarinya yaitu jari telunjuk dan jari tengah, lalu ia mengangkat kedua jarinya tersebut ke arah langit dan berkata, "Dia adalah sungguh-sungguh utusan Allah". (HR Al-Bukhari no. 337)

59. Semangkuk susu yang bisa dibagi-bagikan kepada beberapa orang-orang Shuffah, Abu Hurayrah dan Muhammad.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra.: demi Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya, (kadang-kadang) aku tidur di atas tanah dengan perut lapar dan (kadang-kadang) aku ikatkan sebuah batu ke perutku untuk menahan lapar. Suatu hari aku duduk di jalan yang biasa dilalui mereka (Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya). Ketika Abu Bakar lewat aku memintanya membacakan untukku sebuah ayat alquran dan aku memintanya hanya dengan maksud barangkali ia dapat menghilangkan rasa laparku, tetapi ia lewat begitu saja. Kemudian Umar lewat didepanku dan aku memintanya membacakan untukku sebuah ayat dari kitab Allah dan aku memintanya hanya dengan maksud barangkali ia dapat menghilangkan rasa laparku, tetapi ia lewat begitu saja. Akhirnya Abul Qasim (Nabi Muhammad Saw) lewat dan ia tersenyum ketika melihatku karena ia tahu maksudku hanya dengan melihat wajahku. NabiMuhammad Saw bersabda, “Wahai Abu Hirr!” aku menjawab, “Labbaik ya Rasulullah”. Nabi Muhammad Saw bersabda kepadaku, “Ikuti aku”. Nabi Muhammad Saw pergi dan aku berjalan dibelakangnya, mengikutinya. Kemudian Nabi Muhammad Saw masuk kedalam rumahnya dan aku meminta izin masuk kerumahnya dan diizinkan. Nabi Muhammad Saw melihat semangkuk susu dan berkata, “Darimana ini?” mereka berkata, “Itu hadiah dari si fulan untukmu”. Nabi Muhammad Saw bersabda, “Wahai Abu Hirr!” aku menjawab, “Labbaik ya Rasulullah”. Nabi Muhammad Saw bersabda, “Panggillah orang-orang shuffah” Orang-orang shuffah adalah tamu-tamu Islam yang tidak memiliki keluarga, uang atau seseorang yang dapat mereka mintai pertolongan dan setiap kali objek sedekah diberikan kepada Nabi Muhammad Saw, Nabi Muhammad Saw akan memberikannya kepada mereka sedangkan Nabi Muhammad Saw sendiri sama sekali tidak menyentuhnya. Dan setiap kali hadiah apapun diberikan kepada Nabi Muhammad Saw, Nabi Muhammad Saw akan memberikannya sebagian untuk mereka dan sebagian untuk diri Nabi Muhammad Saw. Perintah Nabi Muhammad Saw itu membuatku kecewa dan aku berkata kepada diriku sendiri, “Bagaimana mungkin susu semangkuk cukup untuk orang-orang Shuffah?” menurutku susu itu hanya cukup untuk diriku sendiri. Nabi Muhammad Saw menyuruhku memberikan susu itu kepada mereka. Aku akan takjub seandainya masih ada sisa untukku. Tetapi bagaimanapun aku harus taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya. Maka aku pergi menermui orang-orang Shuffah itu dan memanggil mereka. Mereka pun berdatangan dan meminta izin masuk kedalam rumah. Nabi Muhammad Saw memberi mereka izin. Mereka duduk di dalam rumah itu. Nabi Muhammad Saw bersabda, “Wahai Abu Hirr!” aku menjawab, “Labbaik ya Rasulullah”. Nabi Muhammad Saw bersabda, “Bawalah susu ini dan berikan kepada mereka”. Maka aku membawa semangkuk susu itu kepada mereka satu persatu dan setiap mereka mengembalikannya kepadaku setelah meminumnya, mangkuk susu itu tetap penuh. Setelah mereka semua selesai minum dari mangkuk susu itu aku memberikannya kepada Nabi Muhammad Saw yang memegang mangkuk itu seraya tersenyum jenaka dan berkata kepadaku, “Wahai Abu Hirr!” aku menjawab, “Labbaik ya Rasulullah”. Nabi Muhammad Saw bersabda, “Masih cukup untuk engkau dan aku”, aku berkata, “Engkau berkata benar ya Rasulullah!” Nabi Muhammad Saw bersabda, “Duduklah dan minumlah” aku duduk dan meminumnya. Nabi Muhammad Saw berkali-kali memintaku untuk meminumnya hingga aku berkata, “Tidak, demi Zat yang mengurusmu sebagai pembawa kebenaran, perutku sudah sangat kenyang”. Nabi Muhammad Saw bersabda, “Berikan kepadaku”. Ketika kuberikan mangkuk itu kepadanya, Nabi Muhammad Saw memuji dan menyebut nama Allah dan meminum sisa susu itu. (Hadits riwayat Sahih Bukhari).

60. Susu dan kencing unta bisa menyembuhkan penyakit orang Urainah.
Diriwayatkan daripada Anas bin Malik katanya: Sesungguhnya beberapa orang dari daerah Urainah datang ke Madinah untuk menemui Rasulullah SAW mereka telah mengidap sakit perut yang agak serius. Lalu Rasulullah SAW bersabda kepada mereka: Sekiranya kamu mau, keluarlah dan carilah unta sedekah, maka kamu minumlah susu dan air kencingnya. Lalu mereka meminumnya, dan ternyata mereka menjadi sehat. Kemudian mereka pergi kepada sekumpulan pengembala lalu mereka membunuh pengembala yang tidak berdosa itu dan mereka telah menjadi murtad (keluar dari Islam.) Mereka juga telah melarikan unta milik Rasulullah SAW, kemudian peristiwa itu diceritakan kepada Rasulullah SAW. Lalu baginda memerintahkan kepada para Sahabat agar menangkap mereka. Setelah ditangkap lalu mereka dihadapkan kepada baginda SAW. Maka Rasulullah SAW pun memotong tangan dan kaki serta mencungkil mata mereka. Kemudian baginda membiarkan mereka berada di al-Harrah (sebuah daerah di Madinah yang terkenal penuh dengan batu hitam) sehingga mereka meninggal dunia. (Sahih Bukhari, Muslim, kitab qishas dan diyat).

61. Seorang bayi berumur satu hari bersaksi atas kerasulan Muhammad.
Prophethood for Teens. Bukti (11c): Mukjizat saw. Seorang bayi berumur satu hari ditanya oleh Nabi Muhammad saw., “Siapakah aku?” dan dia menjawab, “Engkau adalah nabi Allah.” Sejak saat itu, dia dapat berbicara. (Diriwayatkan oleh Khatib)

62. Bayi berumur 2 tahun memberi salam kepada Muhammad.
Prophethood for Teens. Bukti (11c): Mukjizat Rasulullah saw. Seorang penyembah berhala wanita, yang sering mencaci maki Nabi Muhammad saw, bertemu Nabi saw. dengan bayi berumur dua tahun di pundaknya. Bayi tersebut memberi salam kepadanya, mengejutkan ibunya yang penyembah berhala. Ketika ditanya, bayi tersebut menjawab bahwa dia telah diberitahu oleh Tuhan segala alam tentang Nabi Muhammad saw.

63. Persaksian seekor serigala dan dhab (sejenis biawak pasir) terhadap kerasulan Muhammad.
Abi said al-Khudri berkisah, ketika seorang penggembala sedang menggembalakan dombanya, tiba-tiba ada seekor serigala yang berusaha memangsa dombanya. Sang penggembala itupun segera mencegahnya. Setelah gagal memangsa domba, serigala itu akhirnya duduk dan berkata kepada si penggembala, ”Apakah engkau tidak takut kepada Allah? Engkau telah menghalangiku untuk mengambil rezekiku. Si penggembala berkata “Aneh, ada serigala yang bisa berbicara seperti manusia.“ Si serigala berkata, ”Engkau ini yang lebih aneh. Engkau sibuk menggembala domba-dombamu dan meninggalkan seorang nabi yang tidak pernah ada nabi yang lebih agung yang diutus Allah melebihi dirinya. Baginya telah dibukakan pintu-pintu sorga dan para penghuni sorga yang mulia menyaksikan perbuatan sahabat-sahabat beliau. Padahal antara dirimu dengan nabi hanya dibatasi oleh lembah ini. Sang penggembala domba ini berkata, ”Lantas siapa yang akan menjaga domba ini sampai aku kembali?” Serigala itu menjawab, ”Aku yang akan menjaganya sampai kau kembali,” Sang penggembala itu kemudian menyerahkan penjagaan dombanya kepada serigala dan ia pun berangkat menuju ke tempat rasulullah. Setelah sampai, iapun menceritakan kejadian yang dialaminya itu kepada rasulullah. Setelah ia masuk Islam dan mendapatkan ilmu dari rasulullah, beliau memberi perintah kepada penggembala itu, ”Kembalilah kepada gembalamu, niscaya engkau dapati gembalaanmu masih dalam keadaan lengkap.” Ia pun segera kembali dan mendapati hewan gembalaanya dalam keadaan lengkap tak berkurang seekor apapun. Setelah itu ia pun menyembelih seekor dombanya untuk serigala tadi. (Kitab Anwarul muhammadiyah oleh Assayyid Alhabib Muhammad Rafiq Bin Luqman Alkaff Gathmyr. Hadits sahih Bukhari Juz 3 no 517,  Mukjizat nabiku Muhammad, hal 29. By Muhammad Ash-Shayyim, Prophethood for Teens, Bukti (11c): Mukjizat Rasulullah saw. Suatu hari seorang Arab berkata, “Siapa ini?” Rasulullah, jawab mereka. “Demi Latta dan ‘Uzza,” Jawab orang tersebut, “Kau adalah musuh terbesarku, dan agar kaumku tidak menyebutku lamban, kubunuh kau.” “Berimanlah,” kata Nabi saw. Orang Arab tersebut melempar kadal hijau dari lengan bajunya, dan berkata, “Aku tidak akan beriman sampai kadal ini beriman.” Tiba-tiba kadal itu dalam bahasa Arab yang elok berseru, “Wahai hiasan dari semua yang akan dikumpulkan pada hari pembalasan, kau akan memimpin orang-orang yang ikhlas ke surga.” “kepada siapa kamu menyembah?” kata Nabi saw.. Kadal tersebut menjawab, “kepada Tuhan yang menguasai melebihi segala, Yang Maha Tahu, dan telah menjadikan api sebagai alat penghukumnya.” “Siapa aku?” Muhammad saw. melanjutkan. Kadal tersebut menjawab, “Engkau adalah utusan Tuhan semesta alam, dan penutup para nabi. Bahagialah orang yang mengenalmu, dan tiada harapan orang yang mengingkarimu. “Tidak ada bukti yang lebih jelas daripada ini,” Kata orang Arab tersebut, “dan walaupun aku datang ke sini menganggapmu musuh terbesarku, aku sekarang mencintaimu lebih dari hidupku, ayahku, atau ibu. Kemudian dia mengulangi syahadatnya, menjadi Muslim, dan kembali ke Bani Salim, asalnya, kemudian lebih membawa seribu orang lebih untuk memeluk Islam.

64. Seekor kijang berbicara kepada Nabi Muhammad SAW
Diriwayatkan oleh Abu Na'im di dalam kitab 'Al-Hilyah' bahwa seorang lelaki lewat di sisi Nabi SAW. dengan membawa seekor kijang yang ditangkapnya, lalu Allah Taala (Yang berkuasa menjadikan semua benda-benda berkata-kata) telah menjadikan kijang itu berbicara kepada Nabi SAW: "Wahai Pesuruh Allah, sesungguhnya aku mempunyai beberapa ekor anak yang masih menyusu, dan sekarang aku sudah ditangkap sedangkan mereka sedang kelaparan, oleh itu haraplah perintahkan orang ini melepaskan aku supaya aku dapat menyusukan anak-anakku itu dan sesudah itu aku akan kembali ke mari." Bersabda Rasulullah SAW. "Bagaimana kalau engkau tidak kembali kesini lagi?" Jawab kijang itu: "Kalau aku tidak kembali ke mari, nanti Allah Ta'ala akan melaknatku sebagaimana Ia melaknat orang yang tidak mengucapkan shalawat bagi engkau apabila disebut nama engkau disisinya. "Lalu Nabi SAW. pun bersabda kepada orang itu: "Lepaskan kijang itu buat sementara waktu dan aku jadi penjaminnya. "Kijang itu pun dilepaskan dan kemudian ia kembali ke situ lagi. Maka turunlah malaikat Jibril dan berkata: "Wahai Muhammad, Allah Ta'ala mengucapkan salam kepada engkau dan Ia (Allah Ta'ala) berfirman: "Demi KemuliaanKu dan KehormatanKu, sesungguhnya Aku lebih kasihkan umat Muhammad dari kijang itu kasihkan anak-anaknya dan Aku akan kembalikan mereka kepada engkau sebagaimana kijang itu kembali kepada engkau."

65. Berbicara dengan beberapa ekor unta
Ketika itu kami bersama Nabi besar Muhammad Saw tengah berada dalam sebuah peperangan.Tiba-tiba datang seekor unta mendekati beliau, lalu untu tersebut berbicara, "Ya Rasulullah, sesungguhnya si fulan (pemilik unta tersebut) telah memanfaatkan tenagaku dari semenjak muda hinga usiaku telah tua seperti sekarang ini. Kini ia malah hendak menyembelihku. Aku berlindung kepadamu dari keinginan si fulan yang hendak menyembelihku." Mendengar pengaduan sang unta, Rasulullah Saw memanggil sang pemilik unta dan hendak membeli unta tersebut dari pemiliknya. Orang itu malah memberikan unta tersebut kepada beliau. Unta itu pun dibebaskan oleh Nabi kami Muhammad Saw.
Juga ketika kami tengah bersama Muhammad Saw, tiba-tiba datang seorang Arab pedalaman sambil menuntun untanya. Arab baduy tersebut meminta perlindungan karena tangannya hendak dipotong, akibat kesaksian palsu beberapa orang yang berkata bohong. Kemudian unta itu berbicara dengan Nabi kami Muhammad Saw, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya orang ini tidak bersalah. Para saksi inilah yang telah memberikan pengakuan palsu karena mereka telah dipaksa. Sebenarnya pencuriku adalah seorang Yahudi."
Muhammad berbicara dengan seekor unta pembawa hadiah raja Habib bin Malik untuk membuktikan bahwa hadiah tersebut bukan untuk Abu Jahal melainkan untuk Muhammad.

67. Unta besar yang melindungi Muhammad dari kejahatan Abu Jahal
Sejarah Hidup Muhammad karya Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury, Robbani Press, Jakarta, 2002, halaman 126. Keesokan harinya Abu Jahal mengambil batu. Kemudian duduk menanti Rasulullah. Rasulullah SAW pun datang dan melakukan salat. Ketika Rasulullah SAW sedang sujud, Abu Jahal mengangkat batu, kemudian menuju kearah beliau. Ketika sudah mendekati beliau, Abu Jahal berbalik ketakutan dengan muka pucat, dan kedua tangannya tidak kuat lagi menahan batu tersebut sehingga ia lemparkan. Abu Jahal kemudian didatangi oleh tokoh-tokoh Qurasih dan mereka bertanya, “Wahai Abul Hakam, apa yang terjadi padamu?” Abu Jahal menjawab, “...setelah aku mendekatinya, tampak kepadaku didekatnya seekor unta jantan. Aku sama sekali belum pernah melihat unta jantan seperti itu, baik kepala, pangkal leher dan taringnya. Dia hampir menerkamku.” Ibnu Ishaq berkata, “Disebutkan kepadaku bahwa Rasulullah SAW bersabda, “ Itu adalah Jibril alahis salam . Seandainya dia mendekat, pasti akan diterkamnya.”

68. Seekor burung mengadu kepada Muhammad tentang kehilangan anaknya.
"Bahwa ada seekor burung bersedih karena kehilangan anaknya. Burung itu mengepakkan sayapnya di atas kepala Nabi dan berbicara dengannya. Lalu beliau bersabda, 'Siapakah di antara kalian yang telah membuat burung ini kehilangan anaknya?' Seorang lelaki menjawab: 'Saya.' Beliau bersabda, "Kembalikanlah anaknya." (Hadits Ar-Razi) Kami pernah bersama Nabi SAW dalam suatu perjalanan. Beliau keluar dari rombongan untuk suatu keperluan. Lalu kami melihat seekor burung humarah (berwarna merah) bersama dua anaknya. Maka kami mengambil kedua anaknya itu. Burung humarah itu terbang mendekat kebumi pada saat Nabi SAW datang. Beliau bersabda, "Siapakah yang telah membuat burung ini sedih karena kehilangan anaknya? Kembalikanlah anaknya kepadanya."(Diriwayatkan oleh Abu Dawud). Benarkah Nabi Muhammad & Umatnya Lebih Istimewa, hal 27-28 By Al-Imam Al Hafidz Ahmad bin Muhammad Al Qasthalani.

69. Pohon Kurma dapat berbuah dengan seketika
Diriwayatkan oleh Jabir: "Sewaktu bapakku meninggal, ia masih mempunyai utang yang banyak. Kemudian, aku mendatangi Rasulullah SAW untuk melaporkan kepada Beliau mengenai utang bapakku. Aku berkata kepada Rasulullah: Ya Rasulullah, bapakku telah meninggalkan banyak hutang. Aku sendiri sudah tidak mempunyai apa-apa lagi kecuali yang keluar dari pohon kurma. Akan tetapi pohon kurma itu sudah dua tahun tidak berbuah. Hal ini sengaja aku sampaikan kepada Rasulullah agar orang yang memiliki piutang tersebut tidak berbuat buruk kepadaku. Kemudian Rasulullah mengajakku pergi ke kebun kurma. Sesampainya disana beliau mengitari pohon kurmaku yang dilanjutkan dengan berdoa. Setelah itu beliau duduk seraya berkata kepadaku, "Ambillah buahnya." Mendengar perintah Rasulullah SAW tersebut, aku langsung memanjat pohon kurma untuk memetik buahnya yang tiba-tiba berbuah. Buah kurma itu kupetik sampai cukup jumlahnya untuk menutupi utang bapakku, bahkan sampai lebih." (Hadits sahih Bukhari Juz 4 no 780).

70. Batang pohon kurma meratap kepada Nabi Muhammad SAW
Ratapan batang pohon kurma kepada Rasulullah SAW. dan tangisannya dengan suara keras yang bisa didengar seluruh orang yang berada di masjid beliau. Itu terjadi setelah Rasulullah SAW. meninggalkannya. Sebelumnya Rasulullah SAW. berkhutbah di atas batang tersebut sebagai mimbar beliau. Ketika beliau telah dibuatkan mimbar, dan tidak naik lagi ke atas batang kurma tersebut, batang tersebut meratap menangis dan rindu kepada Rasulullah SAW. Suara tangisnya seperti tangis unta yang hamil sepuluh bulan. Batang pohon kurma tersebut tidak berhenti menangis hingga Rasulullah SAW. datang padanya, dan meletakkan tangannya yang mulia di atasnya. Ia pun berhenti menangis.
Dikisahkan oleh Jabir bin Abdullah, "Sang nabi sering berdiri dekat sebuah pohon palem kurma. Ketika sebuah tempat duduk disediakan baginya, kami mendengar pohon itu menangis bagaikan unta betina hamil sampai sang nabi jongkok dan memeluk pohon itu. (Hadits shahih riwayat Imam Bukhari vo.II no.41).
Dikisahkan oleh Ibnu Umar, "Sang nabi sering berkutbah sambil berdiri dekat batang pohon kurma. Ketika dia dibuatkan tempat duduk, dia lebih memilih duduk. Pohon kurma itu mulai menangis dan sang nabi menghampirinya, mengelusnya dengan tangannya (agar pohon itu berhenti menangis). (Hadits shahih riwayat Imam Bukhari vo.IV no.783 dan At-Tirmidziy dalam Sunannya (505).

71. Sebuah tandan kurma yang bercahaya diberikan kepada Qatadah bin Nu'man sebagai obor penerang jalannya pulang
Nabi telah memberi Qatadah bin Nu'man sebuah tandan kurma, setelah salat Isya berjamaah bersamanya pada malam yang gelap gulita. Beliau bersabda, "Pulanglah dengan membawa tandan ini. Ia akan menyinarimu dari kedua tanganmu sepuluh kali telapak tanganmu. Jika memasuki rumah, kamu akan melihat sesuatu berwarna hitam, maka pukullah dia hingga keluar, karena dia itu adalah setan." Maka Qatadah pulang dan tandan kurma itu menyinari hingga dia masuk kedalam rumahnya dan menemukan warna hitam lalu dipukulnya hingga keluar. (Hadits riwayat Abu Na'im dari buku berjudul "Benarkah Nabi Muhammad & Umatnya Lebih Istimewa," hal 17-18, By Al-Imam Al Hafidz Ahmad bin Muhammad Al Qasthalani).

72. Pohon menjadi saksi dan dibuat berbicara kepada Muhammad dan orang dusun (Arab Badui)
Kisahnya, orang Arab dusun mendekat kepada beliau, kemudian beliau bersabda kepada orang Arab Dusun tersebut, “Hai orang Arab dusun, engkau akan pergi ke mana?” Orang Arab dusun tersebut menjawab, “Pulang ke rumah.” Rasulullah SAW. bersabda, “Apakah engkai ingin kebaikan?” Orang Arab dusun tersebut berkata, “Kebaikan apa?” Rasulullah SAW. bersabda, “Engkau bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Rasul-Nya.” Orang Arab dusun tersebut berkata, “Siapa yang menjadi saksi atas apa yang engkau katakan?” Rasulullah SAW bersabda, “Pohon ini.” Beliau bersabda begitu sambil menunjuk ke arah salah satu pohon di tepi lembah. Kemudian pohon tersebut berjalan hingga berdiri di depan beliau. Beliau meminta pohon tersebut bersaksi hingga tiga kali, dan pohon tersebut pun bersaksi seperti sabda Rasulullah SAW.
Pohon berpindah tempat. Dikisahkan pula oleh Ibnu Abbas. Seorang Arab Badui datang kepada Muhammad dan berkata, "Bagaimana aku bisa tahu bahwa engkau seorang nabi?" Rasul menjawab, "Dengan kesaksian pohon kurma itu bahwa saya adalah Rasul Allah." Si Arab Badui setuju. Rasul kemudian memanggil pohon kurma itu dan pohon itu bergerak menghampiri Nabi Saw. lalu merunduk dihadapannya. Setelah itu, Rasul menyuruh pohon tersebut untuk kembali lalu ia pun kembali ke tempatnya. Si Arab Badui memeluk Islam saat itu juga dan disitu juga. (Hadits riwayat Tirmidzi).

73. Memerintahkan pohon untuk menjadi penghalang ketika Muhammad hendak buang hajat pada suatu perjalanan
Dalam perjalan, Beliau ingin membuang hajat. Diceritakan dari Jabir ibn Abdillah RA, ia bercerita: "Pada suatu hari saya berjalan bersama Rasulullah SAW, kami tiba dilembah yang luas, tiba-tiba Rasulullah ingin buang hajat. Saya mengikutinya dengan membawakannya air, Rasulullah SAW melihat ke kanan dan kiri ternyata tidak ada yang dapat dijadikan tirai (penghalang) kecuali dua pohon yang berjauhan di pinggir lembah. Rasulullah SAW kemudian berjalan menuju kearahnya dan memetik batangnya sambil berkata: 'Ikut aku dengan izin Allah.' Rasulullah berjalan menuju pohon yang satunya melakukan hal yang sama. Kedua pohon tadi berjalan bersama Rasulullah SAW dan menjadi tirai bagi Rasulullah SAW. Tak lama kemudian saya mendengar suara orang yang datang, ternyata Rasulullah SAW dan saya melihat pohon itu sudah kembali ke tempat asalnya." (Lihat Sahih Muslim, hadits nomor 5328)

74. Batang kayu yang kering menjadi hijau kembali ditangannya

75. Permadani yang besaksi atas kerasulan Muhammad atas permintaan Malik bin as-Sayf
Suatu hari sekelompok orang Yahudi menemui Rasulullah saw., Malik bin as-Sayf, satu dari mereka, berkata “Engkau meyatakan dirimu adalah Utusan Allah, namun aku tidak percaya pada misimu hingga permadani yang aku duduki menyaksikan kenabianmu.” Sedangkan Abu Lababah, seorang Yahudi yang lain dalam kelompok tersebut, menyatakan bahwa ia tidak akan percaya hingga cemeti yang ia pegang di tangannya memberikan kesaksian yang serupa. Seorang Yahudi yang lain Ka’ab bin al-Asyraf menyatakan hal yang serupa dengan rekan-rekannya hingga keledainya menyaksikan kebenaran Nabi. Rasulullah saw. bersabda: “Tidaklah bagi hamba Yang Maha Tinggi, setelah bukti mukjizat misi mereka telah dikaruniakan pada mereka, untuk menganggap diri mereka sendiri menunjukkan bukti seperti yang kamu inginkan. Sebaliknya, mereka harus merendah pada Tuhan dan menaatiNya, dan ridha dengan apa yang ingin Ia Karuniakan pada mereka. Namun bukankah penjelasan tentang aku dan kenabianku yang ada dalam Taurat, Injil dan suhuf Ibrahim cukup untuk meyakinkanmu kebenaran pernyataanku?” “Dan tidakkah kamu menemukan bukti dalam kitab-kitab tersebut bahwa Ali bin Abi Thalib adalah saudaraku, penerusku, khalifah dan ciptaan terbaik setelah aku? Tidakkah cukup bagimu bahwa Allah telah menganugerahkan kepadaku suatu mukjizat yang demikian jelas sepeti Qur’an yang seluruh manusia bersama-sama tidak ada yang mampu membuat (serupa dengan Qur’an)? “Saya tidak berani memohon pada Tuhanku untuk memberikan keinginan-keinginanmu yang tidak masuk akal, namun aku tegaskan bahwa bukti-bukti mukjizat misiku yang Ia telah kehendaki terwujud, adalah cukup memuaskanku dan meyakinkanmu. Jika sekarang Ia berkehendak menganugerahkan apa yang engkau minta, itu adalah dari ketakterhinggaan karuniaNya padaku dan padamu! Jika Ia tidak memenuhi keinginan-keinginanmu, itu adalah karena hal tersebut adalah sia-sia, terutama karena Ia telah membawakan bukti yang lengkap bagi keimanan. Rasulullah saw. belum lama selesai menyelesaikan sabdanya, maka kemudian dengan kekuatan Ilahiah, permadani yang diduduki oleh Malik bin as-Sayf berbicara dan berkata: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Satu Tuhan Yang Maha Indah, yang tidak memiliki sekutu, (namun) Sendiri dalam mencipta dan mengatur segala sesuatu. Kepadanya seluruh maujud bergantung, sedangkan Ia bebas dari ketergantungan terhadap apa pun. Baginya perubahan dan kerusakan adalah mustahil. Ia tak memiliki istri, tak memiliki anak, dan tiada yang menemaniNya dalam kerajaanNya (KekuasaanNya). Dan aku bersaksi bahwa engkau, wahai Muhammad, adalah hambaNya dan utusanNya yang telah Ia utus sebagai petunjuk agama, dan nabi dari keimanan yang benar, dan yang Ia ingin menangkan di atas seluruh agama lain, walaupun orang-orang yang musyrik tidak menyukainya. Dan aku juga bersaksi bahwa ‘Ali bin Abi Thalib adalah saudaramu, penerusmu dan khalifah ummatmu, dan makhluk terbaik setelahmu. Barangsiapa mencintainya mencintaimu, dan musuhnya adalah juga musuhmu. Barangsiapa menaatinya menaatimu, barangsiapa melawannya melawanu, dan barangsiapa menaatimu menaati Allah, dan layak memperoleh kebahagiaan dan keridhaanNya. Barangsiapa tidak menaatimu, tidak menaati Allah dan akan memperoleh siksa neraka yang paling pedih.”Menyaksikan permadani tersebut bersaksi seperti itu, orang-orang Yahudi tersebut tercengang. Namun mereka mengatakan bahwa kejadian tersebut hanyalah sihir yang nyata. Pernyataan tersebut membuat permadani tersebut naik dan membuang orang-orang Yahudi yang duduk di atasnya, dan dengan kekuatan Ilahiah kembali permadani tersebut berbicara dan berkata: “Yang Maha Tinggi mengaruniakan kepadaku bahwa aku adalah sebuah permadani, dan Ia membuatku bersaksi atas KetunggalanNya dan KeagunganNya, dan bersaksi bahwa NabiNya Muhammad adalah Nabi yang paling utama, dan utusan bagi semua makhluk dan dibangkitkan dalam keadilan dan kebenaran bersama hamba-hamba Allah. (Ia membuatku) juga bersaksi atas imamah saudaranya, penerusnya dan wazirnya, dan diciptakan dari cahayanya, temannya, kepercayaannya, dan pengemban amanahnya, pelaksana janji-janji Muhammad, penolong teman-temannya, dan menakluk musuh-musuhnya. “Aku taat pada ia yang Muhammad telah menunjuknya sebagai Imam, dan membenci musuhnya. Oleh karena itu, tidaklah layak orang-orang kafir menginjakku dan duduk di atasku, tidak ada yang layak melakukan itu padaku kecuali mereka yang beriman pada Allah, rasulNya dan penerusnya.” Maka Nabi saw. memerintahkan pada Salman, Abu Dzar, Miqdad, dan Amir duduk di atas permadani tersebut, dan berkata, “Engkau telah beriman pada apa yang elah disaksikan olehnya.” Kemudian Ia Yang Maha Tinggi berturut membuat cemeti di tangan Abu Lababah maupun keledai Ka’ab bin al-Asyraf berbicara dan bersaksi atas KetuggalanNya, kenabian Rasulullah Muhammad saw. dan imamah Imam ‘Ali bin Abi Thalib as.. Namun mereka semua tetap tidak beriman pada kebenaran Rasulullah saw! Setelah orang-orang Yahudi tersebut pergi maka turunlah ayat: “Sesungguhnya orang-orang kafir (ingkar) sama saja bagi mereka kamu peringatkan atau tidak kauperingatkan, mereka tak beriman.” (Al-Baqarah:6)

76. Mimbar menangis setelah mendengar bacaan ayat-ayat Allah.
Diriwayatkan oleh Ibn Umar: Rasulullah SAW naik keatas mimbar dan berkotbah. Sedang Rasulullah SAW berkotbah, Rasulullah SAW mendengar mimbar itu menangis seperti tangisan anak kecil, sehingga seakan-akan mimbar itu mau pecah. Lalu Rasulullah SAW turun dari mimbar dan merangkul mimbar itu sehingga tangisnya berkurang sampai mimbar itu diam sama sekali. Rasulullah SAW berkata, "Mimbar itu menangis mendengar ayat-ayat Allah dibacakan di atasnya." (Sahih Bukhari juz 4 no 783).

77. Batu, pohon dan gunung batu memberi salam kepada Nabi Muhammad SAW
Jabar bin Samurah meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Aku bisa mengenal batu-batu yang biasa mengucapkan salam kepadaku, bahkan ketika aku belum menjadi Rasul. Bahkan sekarangpun aku bisa mengenalinya.” (Hadits riwayat Muslim dalam Kitab Shohih Muslim (1782))
Ucapan salam dari pohon dan batu. Ali bin Abu Thalib meriwayatkan, "Saya sedang bersama nabi Saw di Mekkah. Setiap gunung dan pohon yang dilewatinya mengucapkan, 'As-Salaamu 'alayka yaa Rasulallah' (Semoga keselamatan selalu menyertaimu, wahai Rasulallah),'" (Hadits Muslim dalam Misykat). 300 Mukjizat Muhammad Saw. oleh Badr A Zimbadani.
Ibnu Ishaq berkata bahwa Abdul Malik bin Ubaidillah bin Abu Sufyan bin Al-Ala' bin Jariyah Ats-Tsaqafi berkata kepadaku dan ia mendengar dari beberapa orang berilmu," Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam -ketika Allah berkehendak memuliakannya dan memberikan kenabian kepadanya- ingin keluar untuk buang hajat, beliau pergi ke tempat yang jauh hingga rumah-rumah tidak terlihat olehnya dan berhenti di syi'ab (jalan di antara dua bukit) Makkah, dan lembah-lembahnya. Setiap kali beliau berjalan melewati batu dan pohon, pasti keduanya berkata, 'As-Salaamu Alaika ya Rasulullah.' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menoleh ke sekitarnya; kanan, kin, dan belakang, namun tidak melihat apa-apa kecuali pohon dan batu. Itulah yang terjadi pada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam jangka waktu tertentu; bermimpi dan mendengar salam hingga Jibril datang kepada beliau dengan membawa kemuliaan dari Allah ketika beliau berada di Gua Hira' pada bulan Ramadhan." Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam. Jilid 1 : 196.

78. Batu kerikil bertasbih ditelapak tangan Nabi Muhammad SAW
Abu Dzar ra. ia berkata, "Saya pernah hadir dalam sebuah pertemuan disisi Nabi saw. Saya melihat beberapa batu kerikil yang dipegang beliau mengucapkan tasbih. Saat itu di antara kami ada Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Mereka semua yang hadir dipertemuan itu mendengar tasbih benda tersebut. Kemudian batu-batu kerikil itu oleh Nabi saw. diserahkan kepada Abu Bakar yang dapat didengar oleh semua orang yang hadir dipertemuan itu. Ketika diberikan lagi kepada beliau kerikil itupun masih tasbih ditangan beliau, kemudian beliau menyerahkan kepada Umar dan batu kerikil itu pun mengucapkan tasbih ditangannya yang bisa didengar oleh semua orang yang hadir dipertemuan. Kemudian Nabi saw. menyerahkan kepada Utsman dan ia pun mengucapkan tasbih ditangannya. Tetapi ketika oleh Nabi batu kerikil itu diserahkan kepada kamu, ia tidak mau bertasbih bersama seorang pun di antara kami. (Diriwayatkan oleh Thabrani dalam buku haditsnya Al-Mu'jamul Ausath nomor 1244 dan oleh Abu Nu'man dalam Dalaa'ilun Nubuwwah I/404.)

79. Memanggil batu agar menyeberangi sungai dan mengapung, menuju kearah Muhammad dan Ikrimah bin Abu Jahal
Ikrimah bin Abu Jahal ra. Dia berkata, "Jika kamu memang benar seorang Nabi, maka panggilah batu yang ada diseberang itu agar berenang dan tidak tenggelam." Lalu nabi mengisyaratkan tangannya dan batu itu pun terlepas dari tempatnya dan mengapung di atas air hingga sampai kepada Nabi saw. Begitu menyaksikan itu Ikrimah bersaksia atas kerasulannya, Nabi berkata kepadanya, "Ini cukup bagimu." Ikrimah berkata, "Batu itu kembali lagi hingga tempatnya semula."

80. Berhala-hala runtuh dengan hanya ditunjuk oleh Muhammad
Diriwayatkan daripada Abdullah bin Mas'ud katanya: Ketika Nabi SAW memasuki Mekah terdapat sebanyak tiga ratus enam puluh buah berhala di persekitaran Kaabah. Lalu Nabi SAW meruntuhkannya dengan menggunakan tongkat yang berada di tangannya seraya bersabda: Bermaksud: Telah datang kebenaran dan musnahlah kebatilan karena sesungguhnya kebatilan itu, adalah sesuatu yang pasti musnah. Bermaksud: Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan bermula dan tidak akan berulang. Ibnu Abu Umar menambah: Peristiwa itu terjadi pada masa pembukaan Kota Mekah. (Sahih Bukhari, kitab Jihad).

81. Memberinya sebatang kayu yang berubah menjadi pedang kepada Ukasyah bin Mihsan, ketika pedangnya telah patah dalam sebuah pertempuran.

82. Berbicara dengan gilingan tepung Fatimah yang takut dijadikan batu-batu neraka

83. Mengubah emas hadiah Raja Habib bin Malik menjadi pasir di Gunung Abi Qubaisy

84. Memerintahkan gilingan tepung untuk berputar dengan sendirinya.

85. Secara tiba-tiba ada sarang laba-laba, dua ekor burung yang sedang mengeramkan telur dan cabang-cabang pohon yang terkulai menutupi mulut gua di Gunung Thur, sewaktu Muhammad dan Abu Bakar bersembunyi dari kejaran orang Quraisy (Di ambil dari "Sejarah Hidup Muhammad", karya Dr. Muhammad Husain Haekal)

86. Menyembuhkan betis Ibnu Al-Hakam yang terputus pada Perang Badar, kemudian Muhammad meniupnya, lalu sembuh seketika tanpa merasakan sakit sedikit pun.

87. Menyembuhkan mata Qatadah tergantung di pipinya yang terluka pada Perang Uhud, kemudian oleh Muhammad mata tersebut dimasukkan kembali dan menjadi lebih indah dari sebelumnya.

88. Menyembuhkan daya ingat Abu Harayrah yang pelupa
Abu Hurairah mengeluh kepada Rasulullah SAW bahwa dia terlalu pelupa. Lalu Rasulullah SAW membentangkan kainnya di atas tanah, lalu memegang-megang kainnya dengan tangan beliau. Abu Hurairah disuruh Rasulullah memeluk kain itu. Sejak itu Abu hurairah tidak pernah lupa-lupa lagi. Dan beliau terkenal paling banyak menghafal hadis. (Hadits sahih Imam Bukhari dan Imam Muslim).

89. Menyembuhkan kaki Abdullah bin Atik yang patah sehingga pulih seperti sedia kala
Al-Barra’ r.a bahawa setelah Abdullah bin Atik dapat membunuh Abu Rafi’, lalu turun dari tangga rumahnya , ia jatuh tersemban ke tanah sehingga betisnya patah. Beliau menceritakan hal ini kepada Rasulullah. Baginda pun bersabda, “Luruskanlah kaki mu!” Maka beliau pun meluruskannya, lalu baginda mengusapnya . Selepas itu dia sudah tidak merasakan sakit lagi (Hadits Bukhari meriwayatkan dari Al-Barra’).

90. Menyembuhkan luka sayatan di betis Salamah bin Al-Akwa pada Perang Khaibar
Dari Yazid bin Abu Ubaid, ia berkata, “Aku melihat luka tersayat di betis Salamah bin al-Akwa”. Aku bertanya, “Luka apa ini ?” “Aku terluka pada perang Khaibar, ” jawabnya. Selanjutnya beliau pergi kepada Rasulullah S.a.w lalu baginda meniupkan luka itu 3 kali dan aku tidak merasakan sakit lagi.” (Hadits Bukhari meriwayatkan dari Yazid bin Abu Ubaid).

91. Menyembuhkan penyakit mata Ali bin Thalib saat pemilihan pembawa bendera pemimpin dalam Perang Khaibar
Rasulullah SAW bersabda pada saat peristiwa penaklukkan Khaibar, "Esok hari aku (Nabi SAW) akan memberikan bendera kepada seorang yang akan diberikan kemenangan oleh Allah swt melalui tangannya, sedang ia mencintai Allah dan Rasulnya, dan Allah dan Rasulnya mencintainya". Maka semua orangpun menghabiskan malam mereka seraya bertanya-tanya di dalam hati, kepada siapa di antara mereka akan diberi bendera itu. Hingga memasuki pagi harinya masing-masing mereka masih mengharapkannya. Kemudian Rasulullah SAW bertanya: "Ke mana Ali?" lalu ada yang mengatakan kepada beliau bahwa Ali sedang sakit kedua matanya. Lantas Rasulullah SAW meniup kedua mata Ali seraya berdoa untuk kesembuhannya. Sehingga sembuhlah kedua mata Ali seakan-akan tidak terjadi apa-apa sebelumnya. Lalu Rasulullah SAW memberikan bendera itu kepadanya. (Hadits sahih Bukhari meriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad).

92. Menyembuhkan sakit kepala Ali bin Abi Thalib
Ia menceritakan, “Aku tidak pernah merasa pusing lagi sejak wajahku diusap oleh Rasulullah SAW.” (HR Ahmad, Abu Ya’la, dan Al-Haitsami)

93. Menyembuhkan luka gigitan ular yang diderita Abu Bakar dengan ludahnya saat bersembunyi di Gua Hira (dalam kisah lain dikatakan Gua Tsur) dari pengejaran penduduk Mekkah
Ludah Rasulullah SAW tidaklah sama dengan ludah manusia biasa, ludah beliau harum baunya dan kadang dijadikan sebagai obat penyembuh berbagai penyakit seperti penawar racun sebagaimana yang pernah terjadi pada diri Abu Bakar di goa Hiro, atau penyembuh pada mata Ali Bin Abi Thalib yang hampir buta di Perang Khaibar, atau mata seorang sahabat lainnya pada perang uhud. Wail Ibn Hajar bercerita: " Rasulullah SAW pernah disodorkan wadah berisi air, Beliau meminumnya, lalu meludah di wadah itu, kemudian air dalam wadah dituangkan ke dalam sumur, tiba-tiba dari sumur merebak bau wangian yang harum. (Hadits riwayat Ahmad)
Dalam riwayat lain, tentang peristiwa yang dialami oleh Abu Bakar RA sewaktu bersama Rasulullah SAW di goa Tsur untuk sembunyi, kaki Abu Bakar digigit binatang yang ada di lubang yang terdapat di dalam goa tersebut. Akan tetapi Abu Bakar tidak bergerak supaya Rasulullah SAW yang sedang tidur dipangkuannya tidak terbangun. Hanya air matanya yang membasahi wajah Rasulullah SAW, dan Beliau terbangun lau bertanya : "Ada apa wahai Abu Bakar?" Dia menjawab : "Kaki saya digigit hewan yang ada dalam lubang. Semoga Ayah dan Ibuku menjadi tebusan bagimu". lalu Rasulullah meludahi gigitan itu dan sembuhlah kaki Abu Bakar. (lihat : al-Rahiq al-Makhtum, Hal.149)

94. Menyembuhkan luka bakar ditubuh anak kecil yang bernama Muhammad bin Hathib dengan ludahnya
Muhammad bin Hathib pernah berkata, "Ketika masih kanak-kanak, sebuah periuk tumpah mengenai tubuhku dan seluruh kulit tubuhku terbakar, lalu ayahku membawaku kepada Rasulallah saw, kemudian beliau meludahi kulit yang terbakar seraya berdoa, 'Jauhkanlah penyakit wahai Tuhan sekalian manusia,' maka akupun menjadi sehat tidak merasakan apa-apa. (Hadits riwayat Imam Nasa'i). Keterangan: Muhammad bin Hathib bin Harits bin Mu'ammar al-Jamhi al-Kufi, adalah seorang sahabat kecil. Ia lahir di atas perahu sebelum rombongan orang mukmin sampai ke Habasyah. Ia adalah orang paling pertama dalam Islam diberi nama Muhammad. Para ulama berselisih pendapat tentang gelarnya, apakah Abu Qasim atau Abu Ibrahim. Ia telah meriwayatkan hadits dari Nabi saw, Ali dan ibunya Ummu Janil. Meninggal pada tahun 94H atau sebagian berpendapat tahun 86H. Lihat Syarhul Mawabil Laduniyyah, V/192.

95. Menyembuhkan luka bakar Amar bin Yasir yang telah dibakar oleh orang-orang kafir.
Umar bin Maymun, ia berkata, "Orang-orang kafir telah membakar Amar bin Yadir, kemudian Nabi saw melewainya dan mengusapkan tangannya pada kepala Amar lalu bersabda, "Wahai api, jadilah kamu dingin dan jadilah kamu keselamatan bagi Amar, seperti kamu dulu pada Ibrahim." (Hadits riwayat Ibnu Sa'ad dari Umar bin Maymun)

96. Menyembuhkan anak yang bisu sejak lahir, sehingga bisa berbicara.
Dalam kitab al Khasais, dikisahkan suatu ketika Rasulullah SAW didatangi seorang ibu yang menggendong anaknya yang bisu. Si ibu ini menceritakan: Anakku ini belum pernah bicara sejak ia dilahirkan. Rasulullah SAW bertanya: siapakah saya? Anak itu tiba-tiba bisa bicara dan menjawab: Engkau adalah Rasulullah. (Hadits riwayat Al Baihaqi)
Dari jalan Sulaiman bin Amru bin Al Ash, dan ibunya ia berkata, “Aku pernah melihat Rasulullah S.a.w pada waktu Jamrah Al Aqabah. Beliau melempar batu dan orang-orang pun melakukannya. Setelah selesai baginda kembali, tiba-tiba ada seorang perempuan sambil membawa anaknya yang bisu datang kepada baginda seraya berkata, “Wahai Rasulullah, ini anakku yang sedang mendapat bala. Ia tidak boleh berbicara.” Baginda S.a.w meminta sebuah bejana yang diperbuat dari batu yang di dalamnya diisikan air. Setelah itu baginda memegangnya, meludahinya dan berdoa. Mengulanginya sekali lagi dan menyuruh agar meminumnya kepada anak perempuan itu. Akhirnya anak itu sembuh, malah menjadi lebih baik daripada yang lainnya. (Ahmad, Ibnu Abi Syaibah, Al Baihaqi, At Thabrani dan Abu Nuaim meriwayatkan dari jalan Sulaiman bin Amru bin Al Ash, dan ibunya).

97. Menyembuhkan mata ayah Fudayk yang putih semua dan buta.
Riwayat lain, Fudayk bercerita bahwa ayahnya datang menemui Rasulullah SAW mengeluhkan matanya yang putih, dan tidak bisa melihat. Rasulullah bertanya apa yang menyebabkannya? Beliau menjawab: Aku pernah menginjak telur ular, pecah dan mengenai mataku hingga akhirnya buta. Rasulullah SAW meniup mata Abu Fudayk dan dia bisa melihat kembali. (Hadits riwayat Ibn Abi Syaibah, Ibn Sakan, al Baghawi, dan Abu Nuaim serta at Tabari)

98. Air seni Nabi Muhammad SAW pernah terminum oleh pembantunya yang bernama Ummu Aiman, sehingga menyembuhkan sakit perut pembantunya.
Ummu Aiman RA pernah bercerita: Suatu ketika Rasulullah SAW menginap di rumah. Ketika malam Beliau SAW bangun dan buang air di bejana. Tak lama kemudian saya terbangun dan mencari minum karena kehausan. Saya mendapatkan air di bejana dan saya langsung meminumnya. Esok paginya, Rasulullah SAW berkata kepada saya:"Wahai Ummu Aiman, tolong buangkan air yang ada di bejana". Saya pun menjawab: "Wahai Rasulullah demi Zat yang telah mengutusmu dengan haq, saya sudah minum air yang ada di dalamnya". Rasulullah SAW tertawa sampai terlihat giginya lalu bersabda "Sungguh perutmu tidak akan sakit lagi setelah ini." Semenjak kejadian itu tidak pernah Rasulullah SAW menyuruh sahabatnya minum air kencingnya. (Lihat Nisa^ hawl al Rasul, hal 45-46)

99. Mengembalikan penglihatan orang yang buta
(An Nasa’i, Tirmidzi, Al Hakim dan Al Baihaqi meriwayatkan dari Usma bin Hanif r.a, bahwa ada seorang buta berkata, “Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah untukku agar membuka penglihatanku.” Baginda bersabda, “Pergilah berwudhu’ . Dirikan solat dua raka’at dan ucapkanlah, “Ya Allah, aku memohon kepadaMu, mengadap kepadaMu dengan lantaran nabiMu Muhammad, nabi pembawa kasih. Wahai Muhammad, aku mengadap kepada Tuhanmu dengan lantaranmu, agar ia membuka penglihatanku . Ya Allah, berilah syafaat beliau untuk kepentinganku.” Belum lagi orang ramai berganjak dari tempat mereka dan orang tersebut pergi, maka dia sudah dapat melihat).

100. Menyembuhkan penyakit lumpuh seorang anak
Dari Usamah bin Zaid r.a, ia berkata, “Kami keluar bersama Rasulullah Sa.w. untuk menunaikan ibadah haji. Ketika sampai di Rauha’, beliau melihat seorang perempuan di depannya. Setelah dekat perempuan itu berkata, “Wahai rasulullah, ini ialah anakku. Sejak lahir hingga saat ini, beliau tidak mampu berdiri sama sekali.” Baginda S.a.w pun mengambil anak itu, menggendongnya lalu meludah di mulut anak itu seraya bersabda, “Wahai musuh Allah, keluarlah! Sesungguhnya aku Rasulullah!” Setelah itu baginda menyerahkan kembali anak itu seraya bersabda, “Ambillah anakmu , ia sudah tiada apa-apa”. (Abu Ya’la, Al Baihaqi meriwayatkan dri Usamah bin Zaid)

101. Mengobati penyakit gila seorang anak
Bahawa ada seorang perempuan datang menemui Rasulullah S.a.w sambil membawa anaknya seraya berkata, “Wahai Rasulullah, ini adalah anakku yang sedang menderita gila. Ia suka mengambil makanan yang harus kita makan di siang hari dan di malam hari. Ia juga suka mengamuk.” Baginda S.a.w pun mengusap dada anak itu, menyemburkan ludah sambil berdoa. Dari dalam perut budak itu keluar sesuatu yang kecil menyerupai belatung hitam. Akhirnya budak itu pun sembuh. (Ahmad, Ad Darami, At Thabrani, Al Baihaqi, Abu Nu’aim meriwayatkan dari Ibnu Abbas).

102. Menyembuhkan tangan wanita yang lumpuh dengan tongkatnya.

103. Menyembuhkan penyakit kusta istri Mu'adz bin Afra' dengan tongkatnya
"Bahwa istri Mu'adz bin 'Afra' menderita kusta lalu melaporkannya kepada Rasulallah saw, lalu beliau mengusapnya dengan sebuah tongkat maka Allah menghilangkan penyakit kusta itu darinya. (Disebutkan oleh Ar-Razi) Benarkah Nabi Muhammad & Umatnya Lebih Istimewa hal 32, By Al-Imam Al Hafidz Ahmad bin Muhammad Al Qasthalani.

104. Menyembuhkan penyakit kusta Sa’id bin Abyadh bin Jamal dibagian wajahnya
Sa’id bin Abyadh bin Jamal, seorang sahabat Nabi, menceritakan, wajahnya pernah terserang penyakit lepra. Lalu Rasulullah SAW memanggilnya dan be­liau mengusapkan telapak tangannya ke wajahnya, maka sesudah itu ia sembuh dan tidak ada bekasnya (HR Ath-Thaba­rani dan Al-Haitsami)

105. Menyambung tangan orang Badui yang putus setelah dipotong oleh dirinya sendiri sehabis menampar Nabi Muhammad SAW

106. Menyembuhkan putri raja yg cacat tanpa tangan & kaki.

107. Mengeluarkan susu dan menyembuhkan penyakit pada domba milik Ummu Ma'bad
Benakah Nabi Muhammad SAW & Umatnya Lebih istimewa. By Al-Imam Al-Hafizd Ahmad bin Muhammad Al-Qasthalani. Sekelompok Sahabat Nabi melewati tenda Ummu Ma’bad di padang pasir, dan berusaha membeli daging dan kurma darinya, tetapi wanita itu sama sekali tidak mempunyai apa-apa untuk dimakan. Lalu Nabi menunjuk kepada satu-satunya domba yang sedang berbaring di pojok, dan bertanya: “Apakah ia mempunyai susu?” Dia berkata: Ia terlalu lemah.” Nabi bertanya: “Apakah Engkau mengizinkan aku untuk memerah susunya?” Dia berkata: “Engkau yang lebih kusayangi daripada ayah dan ibu, jika aku tahu ia mempunyai susu maka aku pasti telah memerahnya sebelumnya.” Lalu Rasul Allah memanggil domba itu, dan meletakkan tangannya pada kantung susu domba, dan menyerukan nama Allah, serta berdoa untuk wanita itu dan dombanya. Tiba-tiba domba itu menegakkan kakinya ke arahnya, dan susu mulai mengalir. Nabi meminta sebuah wadah untuk susu itu, dan memerah banyak susu ke dalamnya. Lalu dia memberikannya kepada wanita itu agar diminum hingga kenyang, dan dia memberikannya kepada para sahabatnya sampai perut mereka kenyang, dan dia sendiri minum paling akhir. Setelah mereka memuaskan rasa dahaga, Nabi memerah susu sekali lagi sampai wadah itu penuh, dan dia meninggalkannya dan mereka meneruskan perjalanan. Beberapa lama kemudian suami wanita itu, Abu Ma’bad, tiba dengan menuntun beberapa ekor kambing lapar yang rupanya sangat menyedihkan dan yang sumsumnya hampir kering. Ketika dia melihat susu itu, dia terkejut dan bertanya kepadanya: “Dari mana engkau dapatkan susu ini, Ummu Ma’bad? Sebab domba itu telah kering dan tidak ada ternak perah di rumah ini.” Wanita itu berkata: “Benar, tapi seorang pria mulia telah melewati tempat ini dan begini, begitu.” Dia berkata: “Lukiskan penampilannya, Umm Ma’bad!? Wanita itu berkata: “Aku melihat seorang pria yang sangat bersih, dengan wajah cemerlang, dengan sopan santun sempurna. Dia tidak kurus dan tidak botak; lemah lembut dan anggun; matanya hitam legam, dengan bulu mata melengkung, suaranya merdu dan lehernya bersinar, janggutnya tebal, alis matanya melengkung indah. Ketika dia diam, kemuliaan melingkupinya, dan ketika dia berbicara dia tampak berwibawa, dan kecemerlangan cahaya mengelilinginya. Seorang pria yang paling tampak dan bercahaya dari jauh, dan yang paling manis dan lembut hati dari dekat.
Al-Barzanji mengungkapkan mukjizat ini dalam shalawat al-Barzanji Natsar bab XVI.

108. Mengusapkan wajah Qatadah bin Milhan yang telah berusia lanjut, sehingga wajahnya tetap terlihat muda dan cerah
Seorang sahabat Nabi lainnya, Hayyan bin Umar, menceritakan, “Nabi telah mengusap wajah Qatadah bin Milhan. Ternyata setelah Qatadah berusia lanjut, semua anggota tubuhnya memeot, kecuali wajahnya. Dan aku ikut melayat ketika dia wafat. Ketika seorang wanita berlalu, aku dapat melihat wajah Qatadah yang begitu jernih bak cermin.” (HR Baihaqi dan Ahmad)

109. Menyembuhkan sakit perut Ubaidah bin Rifa’ah
Ubaidah bin Rifa’ah telah meriwayat­kan dari ayahnya, yang telah mengata­kan, “Pada suatu hari aku masuk mene­mui Nabi SAW, sedang di hadapan be­liau terdapat sebuah panci yang men­didih sedang merebus daging. Aku pun berselera dengan sepotong daging yang ada di dalamnya, maka aku mengam­bil­nya dan melahapnya (meskipun be­lum masak betul), sehingga membuat perutku menderita sakit karenanya se­lama setahun. Selanjutnya, kuceritakan hal itu kepada Rasulullah, maka beliau bersabda, ‘Sesungguhnya perutmu mem­punyai nafsu makan yang besarnya sama dengan tujuh orang.’ Lalu beliau mengusap perutku dan ternyata sesu­dah itu kujumpai perutku berwarna hijau. Demi Tuhan, yang telah mengutus be­liau dengan benar, perutku tidak pernah sakit lagi sesudah itu hingga sekarang.” (HR Al-Fusawiy dan Al-Hafizh)


110. Menghidupkan anak perempuan yang telah mati lama dikuburannya.
Dikisahkan sebuah kisah seorang lelaki yang berkata kepada Nabi saw, "Saya tidak akan beriman kepadamu sehingga kamu mampu menghidupkan putriku untukku." Dalam kisah itu disebutkan bahwa Nabi mendatangi kuburannya lalu berkata, "Wahai fulanah." Lalu anak itu berkata, "Aku sambut panggilanmu dan dengan setia menerima perintahmu serta semoga kebahagiaan senantiasa dilimpahkan kepada baginda Rasulallah." (Dala'ilun Nubuwwah karya Imam Bayhaqi, dari buku berjudul "Benarkah Nabi Muhammad & Umatnya Lebih Istimewa" hal32, By Al-Imam Al Hafidz Ahmad bin Muhammad Al Qasthalani).

111. Mendapatkan bantuan dari Malaikat Jundallah ketika dalam Perang Badar
"Sungguh Allah telah menolong kamu dalam Peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertawakallah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya. (Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang Mukmin, "Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?" Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bertakwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda." (Ali 'Imran 3:123-125)

112. Mengetahui kejadian yang tidak dilihat olehnya
Rasulullah SAW dapat mengetahui kejadian yang tidak disaksikan ataupun yang tersembunyi atas izin Allah SWT. Jika kejadian ini itu sudah terjadi atau sedang terjadi, disebut ikhbar. jika hal itu baru akan terjadi, dikenal dengan istilah nubu^at. Semua ikhbar dipastikan benar adanya, dan semua nubu^at pasti akan terjadi. Hanya saja waktunya yang tidak dapat dipastikan oleh manusia seperti kita, kapan hal itu akan terjadi. Dalam kitab Nubu^at al Rasulullah SAW karya Muhammad Waliyullah al Nadawi memuat 188 Nubu^at baik yang sudah terjadi sekarang atau belum. di antaranya Peristiwa kedatangan seorang yang bernama Uways. Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya akan datang kepada kalian seorang yang bernama Uways, tinggal di yaman, tidak ada yang tinggal bersamanya kecuali ibunya.(dalam riwayat lain, dia sangat berbakti kepada orang tuanya, dan berpenyakit belang, dia berdoa kepada Allah SWT dan Allah menyembuhkan penyakit dari badannya kecuali ada sisa sebesar kepingan Dinar atau Dirham. Barangsiapa di antara kalian yang bertemu dengan dia, mintalah dia untuk memohonkan ampunan atas kalian. (Hadits riwayat Muslim)

113. Mengetahui apa yang telah terjadi, sedang terjadi, yang akan terjadi atas seijin Allah SWT

114. Sanggup melihat dibalik punggungnya seperti melihat dari depan
Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Suatu hari Rasulullah saw. salat mengimami kami. Usai salat beliau bersabda: Hai Fulan! Mengapa kamu tidak membuat salatmu bagus? Tidakkah orang yang salat merenungkan bagaimana salatnya? Sesungguhnya ia salat untuk dirinya sendiri. Demi Allah, sungguh aku dapat melihat belakangku, sebagaimana aku melihat didepanku. (Hadits riwayat Muslim)
Anas Bin Malik RA berkata : Suatu hari Rasulullah SAW salat bersama kami, seusai salat Beliau menghadapkan wajahnya kepada kami, dan bersabda :” Wahai Manusia, aku berada di depan kalian, janganlah mendahuluiku dalam ruku dan jangan pula dalam sujud. Sesungguhnya aku melihat kalian baik yang berada di depan maupun kalian yang dibelakang. Selain itu, ketika Beliau tidur mata terpejam namun hati tetap terjaga.

115. Sanggup melihat dan mendengar apa yang ada dilangit dan bumi.
Dari Abu Dzar menceritakan, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya aku melihat apa yang tidak kalian lihat, dan aku mendengar apa yang tidak kalian dengar, getaran dan goncangan langit dan sungguh langit ada goncangannya, dan tidak ada ruang lebih dariempat jari kecuali ada malaikat yang sujud kepada Allah SWT. Demi Allah jikalau kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan lebih banyak menangis, dan kalian juga akan sedikit bermesraan dengan wanita (lawan jenis) di atas ranjang, dan kalian pasti akan keluar ke jalan-jalan untuk bersujud kepada Allah. Dan aku berharap kalaulah aku hanya sebuah pohon yang terpotong. (Hadits riwayat al Tirmidzi, Ibnu Majah dan Abu Nuaym) (al Tirmidzi berkata hadits ini hasan gharib)/(lihat al Khasa^is karya al Suyuti hal. 113)

116. Sanggup mengetahui Isi hati sahabat dan lawannya atas seijin Allah SWT

117. Mengetahui yang terjadi di dalam kubur
Rasulullah adalah dapat mengetahui kondisi penghuni kubur tertentu. Beliau dapat mengetahui penghuni kubur dalam keadaan disiksa atau sedang istirahat bak di kebun surga. Beliau juga dapat menceritakan masa lalu orang tersebut dengan ganjaran atau balasan yang diberikan. Hadits riwayat Ibnu Abbas ra. ia berkata: Rasulullah saw. pernah melewati dua buah kuburan, lalu beliau bersabda: Ingat, sesungguhnya dua mayat ini sedang disiksa, namun bukan karena dosa besar. Yang satu disiksa karena ia dulu senang mengadu domba, sedang yang lainnya disiksa karena tidak membersihkan dirinya dari air kencingnya. Kemudian beliau meminta pelepah daun kurma dan dipotongnya menjadi dua. Setelah itu beliau menancapkan salah satunya pada sebuah kuburan, dan yang satunya lagi pada kuburan yang lain seraya bersabda: Semoga pelepah itu dapat meringankan siksanya, selama belum kering.(Hadits riwayat Bukhari, Muslim)

118. Mengetahui ada seorang Yahudi yang sedang disiksa dalam kuburnya

119. Meramalkan seorang istrinya ada yang akan menunggangi unta merah, dan disekitarnya ada banyak anjing yang menggonggong dan orang tewas. Hal itu terbukti pada Aisyah pada saat Perang Jamal di wilayah Hawwab yang mengalami kejadian yang diramalkan Muhammad

120. Meramalkan istrinya yang paling rajin bersedekah akan meninggal tidak lama setelahnya dan terbukti dengan meninggalnya Zainab yang dikenal rajin bersedekah tidak lama setelah kematian Muhammad

121. Meramalkan Abdullah bin Abbas akan menjadi "bapak para Khalifah" yang terbukti pada keturunah Abdullah bin Abbas yang menjadi raja-raja Kekhalifahan Abbasiyah  selama 500 tahun

122. Meramalkan umatnya akan terpecah belah menjadi 73 golongan.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "…Ummatku akan terpecah belah menjadi 73 golongan, semuanya masuk ke dalam neraka kecuali satu golongan. Hadits riwayat At-Tirmidzi.

123. Mengetahui nasib cucu-cucunya dikemudian hari, seperti nasib Hasan yang akan bermusuhan dengan Mu'awiyyah bin Abu Sufyan beserta keturunannya. Nasib Husain yang akan dibantai tentara Yazid, anak lelaki Mu'awiyyah disebuah Padang Karbala 
"Saya sedang memangku Imam Husain as. Ketika Nabi saw. datang dan memandangnya sambil menitikkan air mata. Saya bertanya kepada beliau mengapa menangis. Rasul saw. mengungkapkan bahwa Jibril telah memberitahunya bahwa para pengikutnya akan membunuh cucunya, Husain ra." (Baihaqi meriwayat dari Ummu al-Fadhl).

124. Mengetahui akan adanya Piagam Pemboikotan oleh tokoh-tokoh Quraisy

125. Isra dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, lalu Mi'raj dari Baitul Maqdis ke Sidratul Muntaha, untuk menerima perintah Shalat dalam waktu tidak sampai satu malam

126. Menerima Firman Tuhan melalui wahyu yang kemudian dijadikan satu bundel dengan nama Al-Qur'an 

Masih banyak lagi Mukjizat-mukjizat yang Rasulullah SAW terima, semua yang saya jelaskan diatas hanyalah sebagian dari Mukjizat-mukjizat yang beliau terima atas seijin Allah SWT, Rabbul 'Alamin